Please Don’t Go In My Room [제발 내 방에 이동하지 마십시오]

Description

Title                 : Please Don’t Go In My Room [제발 내 방에 이동하지 마십시오]

Author             : Indri Abriani

Cast                : Lee Taemin

             Jeong JaeGyong

Genre              : Romance, sad

Ratting            :

 

song>> SHINee in my roon

 

HAPPY READING

 

 

#AuthorPOV

Songsaenim datang membangukan seorang yeoja dari lamunannya.

“hari ini kita mendapatkan teman baru pindahan dari salah satu Universitas di Mokpo. Perkenalkan dirimu”

“Ne. Annyeonghaseo Jeoneun Lee Taemin-imnida. Bangapseumnida”ucap namja sopan itu yang ternyata bernama lee Taemin

“baiklah lee taemin. Duduklah.”

Taemin duduk di sebelah yeoja yang melamun tadi.

“annyeong, taemin-imnida*mengulurkan tangannya*”

“jaeGyong-imnida”yeoja itu terlihat memasang senyuman yang dipaksakan dan membalas uluran tangan taemin.

Pelajaran berlangsung begitu cepat. Taemin terus saja memperhatikan jaeGyong yang memang membuatnya penasaran sedari tadi.

***

#taeminPOV

Ntah kenapa aku sangat penasaran dengan yeoja yang duduk disebelahku ini. Aku merasa kalau yeoja ini mempunyai rahasia yang sangat besar yang ia sembunyikan. Bahkan dia terlihat sangat tertutup. Aku mengikutinya sampai di perpustakaan. Dia terlihat memasukkan headset ketelinganya dan menaruh kepalanya dimeja dan mulai memejamkan matanya.

Mungkin aku rasa dia sudah mulai tertidur. Aku duduk disampingnya dan menaruh kepalaku ke meja yang membuat wajahku berhadapan dengannya. Bahkan aku dapat memandang lebih lama. Kenapa setenang ini? Bagaimana dia bisa tidur ditempat seperti ini dengan tenang seperti ini? Bahkan wajahnya terlihat sangat tenang? Dia seperti telah melepaskan semua masalahnya. Aku mengarahkan tanganku kewajahnya.

Tapi aku menarik tanganku lagi. Aku takut aku membangunkan tidurnya. Aku rasa dia benar-benar terlelap. Perlahan aku mengarahkan tanganku untuk mengambil headset yang ada di telinganya. Yang membuat ku sedari tadi penasaran dengan apa yang ia dengarkan. Aku mengarahkan ketelingaku. Kenapa? Apa yang sebenarnya ia dengarkan. Kenapa begini? Mataku terbelalak seketika.

“Wae?”suara itu sangat membuatku kaget.

 

#jaeGyongPOV

Aku membuka mataku yang sedari aku tahan untuk mengetahui apa yang sebenarnya ia inginkan.

“Wae?”aku membuka mata ketika ia mengambil haedsetku dan meletakkan ketelinganya. Aku mengangkat kepalaku dan tersenyum sinis.

“ada yang aneh?”ulangku.

“ah. Aniya. Mianhae, aku mengganggumu. Tapi apa yang kau dengarkan?”

“seperti yang kau tau. Bahkan kau juga sudah memakainya”senyum sinisku muncul lagi. “aku tidak mendengar apapun?”

“igo”aku menunjukan ujung headsetku itu yang sama sekali tidak tersambung dengan apapun. “terus kenapa kau bisa setenang itu. Sedangkan kau tidak mendengarkan apapun”

“apakah tidak boleh? Bahkan aku tidak tau lagu apa yang harus aku dengarkan. Sedih atau yang bersemangat?”

“itukan gampang. Kau bisa menyesuaikan dengan keadaanmu sekarang, atau perasaanmu”

“karena itu keadaanku saat ini saja aku tidak tau. Sudahlah tidak perlu dibahas.”aku berdiri namun namja itu menahan tanganku.

“kau ingin kemana?”

“aku akan pulang. Wae? Kau ingin mengikutiku lagi?”

 “kalau memang boleh. Gwencanha”

“hah. Kau gila. Pulanglah kau”aku pergi begitu saja.

***

Tidak aku sangka dia memang mengikutiku. Aku membiarkanya terus yang jalan beriringan denganku. Langkahku terhenti ketika aku menyadari ada orang lain yang mengikuti kami.

Taeminpun ikut menghentikannya langkahnya. Telingaku dengan cekat terus mendengar langkah orang-orang itu. Dengan sergap aku menarik tangan taemin dan mengajaknya berlari. Terlihat taemin sangat kaget dengan itu. Dan terus berusaha mengikuti langkahku.

`Selamat’  itulah yang hanya ada dibenakku. Selamat dari orang-orang itu. Ntah apa yang terjadi padaku ketika mereka berhasil menangkapku. Kami berhasi bersembunyi.

Kami terus menahan derus nafas kami agar tidak mengeluarkan suara yang keras. Terlihat orang- orang itu telah menjauh.

“nugu?”aku hanya diam saja dan beranjak pergi. Taemin menahan tanganku

“apartemen ku dekat dari sini. Kalau kau mau, lebih baik kau ikut denganku.”aku berfikir keras.

Aku yakin mereka akan ada dirumahku.

Lebih baik aku ikut taemin saja.

“baiklah”taemin menarik tanganku, membuat aku mengikutinya.

***

“ini apartemenmu?”

“Ne. Wae?”

“Apa aku tidak mengganggu?”

“tentu saja tidak. Aku tinggal sendiri disini. Aku tinggal sebentar ne?”taemin berlalu. Aku memperhatikan tiap sudut dari ruangan ini.

Terlihat sebuah foto di atas meja kecil berlaci berdampingan dengan telepon. Aku menghampirinya dan mengangkat bingkai foto itu, dan memandangi foto itu.

“na eomma”suara taemin mengagetkanku.

“wae?”sambungnya.

“aniyo. Yeppeo”ucapku menaruh bingkai itu lagi.

“kemarilah. Aku sudah siap kan minuman”

“ah ne. Cakkaman”aku mengeluarkan sebuah pita kecil berwarna biru dari tasku dan menempelkannya disisi kanan atas bingkai tadi.

“apa itu?”taemin seraya menatap bingkai itu.

“aniyo. Hanya pita kecil”aku terus menghampiri taemin dan tersenyum.

Yah, ini pertama kalinya aku tersenyum tulus padanya.

 

***

 

#authorPOV

Bulan demi bulan berlalu. Taemin dan jaeGyong semakin dekat. Bahkan sekarang mereka tinggal satu apartemen. Tepatnya diapartemen taemin. Sebenarnya itu dilakukan jaeGyong untuk menjauhi orang-orang itu. Selain juga dia senang berada didekat taemin.

Terlihat mereka duduk berhadapan dimeja makan. Mereka menikmati makan malam mereka. Tiba-tiba ponsel jaeGyong berdering. Dia menjauh dari dari taemin dan mengangkatnya.

“nugu?”

“na appa”

“ah. Bagaimana kabarnya?”

“baik”

“ya sudah. Teruskan makanmu.” Mereka meneruskan makan malam mereka.

***

#jaeGyongPOV

Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku dan taemin berencana mengadakannya diapartemen hanya  berdua saja. Telihat sekali taemin sangat antusias merayakannya. Itu membuat senyumku tidak dapat lepas dari bibirku.

Aku senang melihatnya seperti itu. Bahkan dia juga selalu tersenyum dalam melakukan apapun untukku. Aku harap aku dapat terus melihatnya seperti ini. Aku ingin sekali tetap berada di sampingnya. Aku sama sekali tidak dapat menahan perasaanku.

Air mataku. Air mataku terjatuh. Dengan sergap aku menghapus air mataku.

“waeyo? Uljima”taemin menghampiriku dan menghapus air mataku dengan lembut dengan jemarinya. Membuatku memejamkan kan mataku dan merasakan kelembutannya. Tanganku meraih tangannya.

“gwencanha. Aku menangis karena aku bahagia. Aku sangat bahagia. Gomawo”taemin menatapku dalam. Bahkan tatapan kita itu terkesan sangat dekat.

Aku membalas tatapan taemin itu. Taemin memelukku seketika.

“aku juga sangat bahagia”taemin menjatuhkan air matanya.

“uljima”aku melepaskan pelukan taemin dan menghapus air matanya.

“kau tidak memperbolehkanku menangis. Kau sendiri menangis. Itu bisa membuatku ikut menangis”

“karena aku sangat bahagia”taemin kembali memelukku bahkan ini sangat erat.

Aku membalas pelukan taemin. Sekarang aku benar-benar takut akan kehilangannya.

Aroma tubuhnya. Aku takut, aku tidak dapat menghirup aroma ini lagi. Taemin melepaskan pelukannya. Tapi aku menariknya lagi untuk tetap memelukku.

Aku takut esok aku tidak dapat memeluknya seperti ini lagi.

“bisakah seperti ini saja. Jebbal, anggap saja ini hadiahmu untukku”ucapku yang masih terus memeluk taemin dengan air mataku yang terus keluar.

“bagaimana ini? Padahal aku sudah menyiapkan hadiah sangat istimewa. Kau malah ingin hadiah pelukan seperti ini”taemin membalas pelukanku dengan nada yang sedikit bercanda.

“itu tidak penting. Aku hanya ingin ini”ucapku tidak memperdulikan apa yang ia katakan.

“baiklah”taemin mempererat pelukannya.   

 

#taeminPOV

Aku mempererat pelukanku. Kenapa dia? Apa dia mempunyai masalah? Dia seperti sedang ketakutan. Apa dia takut aku akan meninggalnya atau sebaliknya? Dia ingin pergi dariku?

“jebbal, jangan pergi dariku”jaeGyong menaikkan wajahnya menghadapku. Mungkin dia sedang bertanya-tanya.

“tidak perlu dipikirkan”aku mempererat pelukankan yang membuatnya menurunkan wajahnya lagi.

“yang terpenting jangan tinggalkan aku. Jangan pergi dariku. Teruslah berada disini bersamaku”.

***

 

#authorPOV

jaeGyong menghampiri taemin yang sudah dimeja makan. Dia terlebih dahulu berhenti di meja kecil berlaci yang merupakan tempat foto eomma taemin dan taemin. Dia membuka laci dibawah meja kecil itu dan melihat tidak ada satupun isi didalam laci itu. Dia mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan menaruhnya didalam laci itu.

“wae?”teriak taemin membawa minuman kemeja makan.

“ah aniyo. Hanya saja pita ini sangat lengket. Tidak pernah terlepas”jaeGyong menghampiri taemin.

 “aku memberi lem permanen disitu”

“kau ini”

“biarkan saja. Supaya tidak terlepas. Itukan sangat berharga buatku”taemin memasang senyum manisnya. jaeGyongpun membalas senyuman taemin.

***

 

#taeminPOV

Aneh sekali aku sudah mencari jaeGyong keseluruh kampus tapi tidak menemukannya juga. Kami terpaksa berpisah untuk masuk kedalam ruang kelas masing-masing.

Yah, aku pindah jurusan. Karena itu kami harus berpisah dikampus. Tapi ini tidak biasanya. Dia bahkan tidak ada di perpustakaan yang menjadi tempat favoritnya.

Aku juga mencari kekantin yang aku rasa  tidak mungkin dia berada disitu. Yah, benarkan? Dia memang tidak ada. Aku berlari keluar dan terus mencarinya.

***

 

#authorPOV

Seorang yeoja muda terlihat berlari kencang menghindari namja-namja yang berada dibelakangnya yang terus mengejarnya.

Tiba-tiba ada yang menarik yeoja itu dan membungkam mulut yeoja itu.

“taemin-ahh”

“suuth. Diamlah” terlihat taemin terus menahan suara kelelahannya.

“mianhae”

“kenapa tidak bilang? Kita kembali ke apartemen saja. Kau benar-benar tidak aman jika berada diluar.” Yeoja itu hanya mengangguk.

Taemin menghentikan sebuah taxi dan merekapun masuk. Ditengah perjalan tiba-tiba taxi itu berhenti.

“waeyo ajjushi?”tanya taemi.

“mianhae. Sepertinya bannya memasuki lubang”

“ah. Kalau begitu biar aku dorong”taemin keluar dari taxi kemudian dia mendorong taxi itu.

Namun setelah berhasil taxi itu malah berlalu begitu saja. Sekuat tenaga taemin berlari mengejar taxi itu.

“jaeGyong”teriak taemin berkali-kali dan terus berlari.

Begitu juga dengan jaeGyong yang terus memanggil taemin dari kaca belakang taxi itu. Tapi apadaya taxi itu terus melaju.

***

 

“dimana oppamu?”suara lantang itu mengagetkan jaeGyong yang duduk disatu kursi disebuah ruangan yang mengerikan dan gelap dengan kaki dan tangannya yang diikat dan mulutnya disumpal dengan saputangan. Dengan beberapa titik darah yang keluar dari bagian-bagian tubuhnya.

Namja itu membukakan sumpalan dimulut jaeGyong.

“katakan dimana oppamu?”ulang namja itu sembari menarik rambut panjang terurai jaeGyong.

“aya”rintih jaeGyong.

“molla. Aku tidak pernah bertemu dengannya”.

”jangan bohong”namja itu memperkuat tarikannya membuat jaeGyong terus merintih kesakitan.

 “dimana appaku?”tanya jaeGyong berharap.

“dia sudah tidak ada disini. Kau mau ikut dengannya?”namja itu terus tersenyum licik.

“kau bohong. Kau jahat. Dasar bajingan”teriak jaeGyong yang melupakan rasa sakit di seluruh tubuhnya.

Namja itu terus menarik rambut jaeGyong.

“kalau kau mau selamat, tinggal katakan saja dimana oppamu”namja itu melepaskan tarikannya, dan jemarinya menuju wajah jaeGyong.

Membuat jaeGyong merasa geli dan menjauhkan wajahnya. Namja itu menarik dagu jaeGyong membuat jaeGyong menatapnya.

jaeGyongpun menatap namja itu, dengan tatapan penuh kebencian.

“kau sangat berani Jeong jaeGyong. Tidak seperti oppamu yang sangat pengecut”

“asal kau tau, kaulah yang pengecut. Menyelesaikan masalah seperti ini”

“kau tidak tau”namja itu mulai berteriak

“adikku bunuh diri setelah itu. Adik yang sangat aku sanyangin. Dia sempat gila karena ucapan dari oppamu itu”jaeGyong terbelalak.

“tapi bukan seperti ini menyelesaikannya?”

“bukan seperti ini? nyawa dibalas dengan nyawa”

“apa kau akan melakukannya padaku dan oppaku? Kau sudah melakukannya pada appaku apa kau kurang puas dengan itu?”jaeGyong kembali melantangkan suaranya.

Namja menberikan isyarat kepada anak buahnya agar menyumpal mulut jaeGyong lagi. Mereka meninggalkan jaeGyong sendiri.

***

 

Seorang namja memasuki ruangan dimana jaeGyong disekap.

“Taemin-ahh”batin jaeGyong dengan matanya yang membulat karena kaget.

“sutth”taemin mengendap dengan jari telunjuknya ditaruh didepan bibirnya. Taemin membuka kain yang menyumpal mulut jaeGyong.

“apa yang kau lakukan”lirih jaeGyong dengan nada yang rendah, sementara Taemin hanya terus berusaha membukakan ikatan pada tangan dan kaki jaeGyong.

“ini sangat bahaya taemin”lirih jaeGyong lagi.

“kajja aku bantu”ucap taemin setelah berhasil melepaskan ikatan jaeGyong. Taemin membantu jaeGyong berdiri dran membuatnya berjalan.

“ouw, ternyata ada pahlawan kesiangan(?) disini”suara namja dari depan mereka mengejutkan mereka.

“pergilah dari sini”ucap taemin melepaskan pegangannya pada jaeGyong.

“aniya. Aku akan tetap disini”jaeGyong menggeleng.

“aish kau ini”tiba-tiba ada seorang yang ingin memukul taemin, namun berhasil dihindari.

Beberapa dari mereka maju menghajar taemin, satu persatu berhasil taemin jatuhkan. Walaupun ia sempat terkena beberapa serangan yang membuat bagian tubuhnya berdarah. Dari belakang taemin ada seseorang yang membawa balok yang bermaksud untuk memukul taemin.

“Buuuukkkk”taemin terbelalak. Ia membalikkan tubuhnya melihat jaeGyong. Taemin menahan tubuh jaeGyong yang terjatuh.

“taemin-ahh saranghaeyo. Mianhae”lirih jaeGyong yang menahan rasa sakit di belakangnya.

“aniya jaeGyong-ahh. Ireona. Kau tidak boleh meninggalkanku. Ireona”tangis taemin seraya mengguncangkan tubuh jaeGyong.

“jaeGyong-ahh apakah ini yang kau maksud? Ireona. Jangan bercanda”tangis taemin terpecah.

Taemin perlahan mendekatkan wajahnya kewajah jaeGyong. Bibirya menyentuh bibir jaeGyong.

Pelahan ia melumat bibir jaeGyong dengan lembut, walaupun jaeGyong sama sekali tidak membalas. Air mata taeminpun terjatuh diwajah

 

~o0o~

 

“tulang rusuk belakang patah akibat pukulan yang sangat keras. Kami tidak bisa membatu lebih. Jaesong-nida” kata – kata dokter ini selalu terbayang dibenak namja yang telah kehilangan yeoja ini.

Terlihat seorang namja memakai jas hitam dan melihat pantulan dirinya sendiri dicermin.

 

#taeminPOV

Aku melihat sekeliling apartemenku. Melihat isinya. Dan tampak ada yang kurang.

Aku melihat berbagai fotoku dan jae gyong yang kami pajang. Dan terhenti disalah satu foto

 

(flashback on

Chagi-ahh, aku boleh minta sesuatu”ucapku.

“Mwoya?”aku menunjuk pipiku sebagai pertanda aku ingin ia menciumku.

Iya tersenyum menandakan setuju. Iya mendekatkan bibirnya pada pipiku. Dan setelah sangat dekat aku menolehkan wajahku dan klik suara kamera diponselku. Iya mencium bibirku. Iya hanya tersenyum malu, karena apa yang aku perbuat

Flashback off)

Aku selalu tertawa kecil mengingat itu. Aku melangkahkan kakiku kemeja kecil dimana aku menemukan surat itu, yah lebih tepatnya aku mengambilnya dan melihat fotoku bersama eommaku. Yang dibingkainya terdapat pita kecil berwarna biru.

“liatlah chagi-ahh, bahkan barang-barang dirumah ini sangat merindukanmu. Mereka tidak menginginkan kau pergi. Tega sekali kau meninggalkan mereka seperti itu”

***

 

Sebuah pemakaman yang lumayan luas. Aku meletakkan bunga disalah satu tempat pemakaman itu.

“Chagi apa aku bahagia disana? Aku yakin iya. Iya, sekarang aku sudah menangkapnya. Soal surat itu, aku menemukannya sebelum kita berangkat kekampus. Menulis suratpun masih bisa berkata jujur. Aku juga sudah menghubungi oppamu. Dia sangat tampan. Dengan senang hati, aku akan tinggal bersamanya. Bagaimana kau bilang, kau baik-baik saja, eoh? Iya, aku tau kau sangat bahagia denganku. Tentu saja aku sangat marah. Kau tidak mungkin dapat aku lupakan, ingat itu. Masalah yeoja lain, aku akan mengusahakannya. Tapi untuk sekarang ini, aku rasa belum saatnya. Tapi aku janji ketika aku mendapatkannya. Aku akan menjaganya. Bukan seperti ini perpisahan yang seharusnya. Hanya meninggalkan surat dan pergi begitu saja.”ucapku layaknya sedang ngobrol dengannya.

“Kau lihat ini”aku mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya

“ini cincin. Ini untuk hadiah ulang tahunmu. Tapi kau malah meminta pelukan dariku. Karena itu aku berniat untuk memberikan pada waktu yang tepat. Tapi aku rasa waktu yang tepat itu sudah tidak ada.”air mataku terjatuh

“apa-apaan ini”aku menghapus air mataku

“kau lihatkan aku menangis. Aku mohon hapuslah air mataku ini”

“sudahlah jangan menangis lagi”seorang namja memegang bahuku.

“hyung”ucapku menghapus air mataku.

“aku yakin dia sangat sedih melihatmu seperti ini terus”

“ne hyung”

“jaeGyong-ahh, oppa datang. Apa kau tidak mau memeluk oppamu ini? kau tidak merindukan oppa? Bahkan, dalam suratpun kau tidak mengatakan itu pada oppa. Hanya memujiku seperti itu. Mianhae, karena oppa kau jadi seperti ini. Oppa memang jahat. Oppa bahkan sudah memisahkan kau dengan namja yang sangat kau cintai. Oppa sangat merindukanmu”oppa jaeGyong yang awalnya tertawa kecil perlahan aku melihat air matanya terjatuh.

“hey yeoja babo. Kau lihat, kau membuat oppamu ini menangis”oppa jaeGyong tersenyum kecil mendengar celotehanku. Kami berdiri dari tempat itu dan beranjak pergi meninggalkan pemakaman.

 

 

“Annyeong Taemin oppa ^^

Itukan yang ingin selalu kau dengar dariku.

Oppa mungkin kau sudah menyadarinyakan? Yah, sepertinya aku kan pergi darimu. Bisakah kau menghubungi oppaku memberitahu kalau aku baik-baik saja dan sangat bahagia bersamamu. Ini nomornya xxxxxxxxxx.

Dia tampankan? Bisakan dia tinggal bersamamu?

Oppa mungkin surat ini surat terakhirku. Mianhae, aku tidak bisa bersamamu terus. Oppa pasti bertanya  siapa mereka? Kenapa mereka mengejarku? Jika kau sudah menghubungi oppaku, pasti dia sudah menjelaskanya.

Yah, mereka mengincar oppaku. Dulu ada yeoja seumuran denganku sangat menyukai oppaku. Tapi sayang oppaku sudah mempunyai yeoja, dan oppaku menganggapnya sebagai adiknya saja. Sama sepertiku.

Oppa dari yeoja itulah yang mencari oppaku. Dia sangat marah dan sangat tidak terima. Dia akan mengusahakan apapun, sampai dia menemukan oppaku.

Tapi sekarang aku yakin, oppa pasti sudah menangkapnyakan? Oppa pasti sangat marahkan? Mianhae. Aku memang salah. Aku tidak tau bagaimana harus mengucapkan selamat tinggal pada oppa.

Jebbal oppa, berbahagialah untukku. Temukan yeoja yang sangat mencintaimu. Jujur saja aku cemburu oppa menulis ini. Yang terpenting oppa jangan pernah terpuruk dengan kejadian ini. Tetaplah tersenyum. Kau terlihat lebih tampan ketika tersenyum. Jika kau terus bersedih aku akan merasa sangat bersalah oppa.

Ingat kata-kataku carilah yeoja yang benar- benar mencintaimu. Jangan sakiti dia. Jagalah dia demi aku.

Oppa, aku menangis menulis ini.

Gomawo oppa atas apa yang kau berikan selama ini padaku. Dari awal bertemu sampai akhirnya kita seperti ini. Hajiman mianhae oppa. Aku tidak bisa menepati kata-katamu waktu itu. Aku tidak bisa selalu berada disisimu. Inilah kehidupan oppa. Berjanjilah padaku kau akan berbahagia disaat kau belum mengenalku dulu. Tapi bisakan kau tidak melupakanku?. Walaupun disampingmu sudah ada yeoja lain?^^.

Nan jeongmal saranghaeyo oppa.

Sampai bertemu dilain kesempatan oppa.

SARANGHAEYO                              

 

END

Foreword

Ini ff saya pertama kali bergenre sad. jadi maaf kalo kurang memuaskan :') 

author buat FF ini hasil pemikiran author sendiri. Please jangan copas. Hargai ciptaan orang lain. Tapi jika ini menjadi inspirasi tidak papa.Thanks you ^^

Gimana komen kalian?

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet