Chapter 15
The 13th FatesEnam bulan tak disentuh dan bertemu Chanyeol sangat menyesakkan, dan sekarang mungkin rasanya pas untuk menebusnya. Tangan kiri Chanyeol yang semula mencengkram pinggir ranjang sekarang mengunci pinggang Amber. Bulu mata Amber menyapu lembut pipi Chanyeol, tanganya meremas pelan rambut Chanyeol.
Chanyeol sampai lupa bahwa gejolak mematikan itu bisa datang detik itu juga dan tidak dapat disingkirkan. Ia baru ingat bahwa dirinya tidak seperti yang dulu lagi__sesuatu dalam dirinya yang sangat baru ia jalani.
Benar saja, tiba-tiba Chanyeol tidak bisa mengontrol diri, sesuatu langsung menghantamnya dengan keras, seperti pendobrak yang tak kenal ampun. Tidak ada gambaran kekejian yang mampu mendeskripsikan dorongan yang tiba-tiba melandanya.
Otot-otot Chanyeol menegang, darah mengalir ke pipi Chanyeol menjalar dengan cepat sampai keubun-ubun yang rasanya seperti ingin pecah dari pembulu darah dikepalanya. Chanyeol berinisiatif berhenti menciumnya. Tapi Chanyeol terlalu rindu, ia tidak mungkin melewatkannya begitu saja.
Pikirannya pun mengamuk, memberontak, tak karuan. Kelihatannya, Monster dalam dirinya yang ia kalahkan lewat kerja keras dan kedisiplinan selama enam bulan penuh muncul kembali, Kris pasti orang yang paling kecewa bila ia tahu hal ini. Dan Betapa mudahnya sekarang monster itu muncul memaksa mendobrak pertahanannya, mencabik pikirannya, dan hampir membuat api dalam dirinya keluar.
Jangan! Perintah Chanyeol dalam hati kemonster itu.
Chanyeol tahu ini akan terjadi dan tiba waktunya. Sosok monster dalam diri Chanyeol itu membuat dirinya muak. Membuat dirinya gemetaran.
Semoga Amber tidak menyadarinya, tidak tau bagaimana ekspresiku sekarang. Chanyeol melakukan kamuflase dengan terus menciumi Amber, walau itu membuat dirinya semakin susah untuk mengendalikan diri, sakit rasanya menahan api yang bergejolak didalam tubuhnya yang memaksa keluar. Karena semestinya api ini memang bukan untuk sesuatu yang ditahan dan harus keluar dengan alami.
Kenyataannya ini sama menyakitkannya dengan api yang membakar sekujur tubuhnya bila ditahan. Api-api berpacu di pembuluh darah Chanyeol, memaksa keluar dari pori-porinya. Tiba-tiba Amber mulai membuka kancing bajunya satu persatu, memperlihatkan Bra hitam yang ia kenakan dan merubah posisi duduknya agar berhadapan dengan Chanyeol.
Oh Tidak!Jangan!Jangan sekarang atau kau akan mati terbakar, Apa kau gila Amber? Itu sama saja dengan menyemangati monster!' Gerutu Chanyeol dalam hati.
Api-api dibalik tubuh Chanyeol mulai menari-nari tak sabar ingin membara. Jelas itu bagai alarm bahaya siaga satu untuk Chanyeol. Lagi-lagi Chanyeol harus menahan sakit itu. Chanyeol mendorong pelan tubuh Amber sambil mencengkram tengkuk Amber agar menjauh. Namun Amber salah mengartikannya, ia malah semakin bernafsu menciumi Chanyeol dan berusaha membuka baju Chanyeol. Chanyeol mendorong paksa tubuh Amber. Tiba-tiba kebencian meliputi diri Chanyeol.
"Chanyeol ada apa?" ada sedikit ekspresi kecewa di wajahnya dibalik rasa keterkejutannya.
Sialan betul makhluk yang menguasai diriku ini? Kenapa harus aku yang memiliki kekuatan ini, kenapa harus aku? Apa ini jalan hidupku? Kehilangan segalanya, apa ini akhir dari segalanya, Amber akan mati ditanganku? Aku tidak akan menyalahi hubungan ini dan kehadiran Amber dalam hidupku, Cinta ini terlalu suci untuk dikotori dengan hal supranatural seperti ini, dan aku teralu pengecut untuk mengatakan siapa diriku sebenarnya.'
Chanyeol membayangkan bila Amber lari terbirit-birit melihat sisi gelapnya dan menyadari bahayanya melihat api keluar dari sekujur tubuhnya yang siap menjilati kulit tipisnya sampai ketulang.
Ya Tuhan aku tidak mau menjadi monster! Aku tidak mau melukai Amber! Aku tidak mau kehilangan segala yang berhasil aku raih lewat kehidupan normalku sebelumnya dan aku tidak mau latihanku berbulan-bulan ini manjadi sia-sia. Aku tidak mau ini! Terjebak dalam tubuh panas membara selamanya. Aku hanya mau Amber! Aku lebih baik terkena syndrom yang membuatku tidak punya nyali dan nafsu agar api-api ini tidak terpacu untuk keluar karena suatu dorongan aliran dalam diriku yang alami dan manusiawi.
Terpaksa aku harus menolak tawaran yang menggiurkan ini, tapi aku sebenarnya sangat menginginkannya, namun ini tidak akan sepadan dengan akibat yang harus aku tebus. Aku sungguh menginginkanya untuk beberapa menit atau mungkin satu jam saja, hanya satu jam saja! Merasakan tubuh Amber, hanya satu jam saja! monster ini tidak mengganguku, setidaknya bisa berkompromi dengan pikiranku, dengan apa yang aku inginkan merasakan suhu tubuhnya yang normal, tapi monster dalam tubuh ini tidak mengijinkannya walau sedikit, monster ini sudah bertindak dari awal.
Chanyeol mulai tertekan dan jengkel, kerinduanya akan Amber dan kebencian dalam dirinya mengaduk-aduk benaknya. Suhu tubuh Chanyeol langsung naik 45° C sekarang. Tiba-tiba Chanyeol tersentak merasa dalam dirinya terbakar sangat perih, karena ia berusaha menahan kobaran dalam dirinya. Chanyeol menggeram, menyunci giginya rapat-rapat, matanya terpejam, jantungnya berdetak sangat cepat hingga 500 permenit. Sakit yang Chanyeol rasakan melebihi segalanya. Manusia biasa pasti akan mati menanggung sakit seperti itu.
"Chanyeol kau kenapa? Kau seperti__sakau" Amber turun dari pangkuan Chanyeol, dan duduk disampingnya.
"Chanyeol!" Amber mengguncang-guncang bahu Chanyeol.
Chanyeol sulit berkonsentrasi, ia bahkan tidak mendengar Amber, karena api itu membuat kupingnya berdenging. Satu-satunya yang dapat ia dengar hanya detak jantungnya sendiri yang semakin cepat.
Konyol aku harus melawan diri ku sendiri, dan parahnya bila api ini gagal membakar sesuatu, lagi-lagi monster dalam diri ku ini membuat ku ingin melampiaskannya ke orang lain atau aku bisa lebih manusiawi lagi dengan suatu barang, membakar seisi rumah sepertinya sepadan. Dan lagi-lagi Suho, Luhan, Baekhyun, Xiumin dan Chen nantinya harus menenangkanku dan Lay juga ikut turun tangan membereskan luka bakar mereka kalau aku tidak salah bertindak hingga membuat mereka menjadi abu.
Aku tidak perlu mengecewakan Kris. Tidak perlu membuatnya tertekan, putus asa dan dihantui ketakutan karena diri ku akan menjadi apa nanti, tapi aku khawatir Amber terluka. Ya, itu pasti akan melukai hati Kris, melukai kepercayaannya kepadaku. Dan Baekhyun sahabatku yang begitu penuh semangat dan selalu menyemangatiku agar suatu bagian yang jahat dalam diriku tidak menguasaiku. Aku tidak bisa menyebabkan seseorang seperti Amber terluka, aku tidak bisa memaafkan diri ku bila itu terjadi.
Chanyeol menggunakan segala daya yang ia dapat ketika berlatih berbulan-bulan untuk menahan diri. Kedua tangan Chanyeol mencengkram kuat-kuat sisi tempat tidur.
"Chanyeol aku tidak tau jenis narkoba apa yang kau konsumsi selama aku tidak ada, tapi sungguh efeknya terlihat sangat tidak bagus" Amber berusaha memenangkan Chanyeol.
Chanyeol membuka matanya "Tolong jangan lakukan itu lagi" Suara Chanyeol terdengar memohon dan parau.
Amber menatap bingung kedua mata Chanyeol yang terlihat kesakitan. Chanyeol mendapati pentulan dirinya dari mata Amber yang berbinar-binar membuatnya membuang muka, benci melihat pantulan dirinya sendiri di mata Amber yang penuh kepercayaan. Chanyeol menghembuskan nafas keras-keras, jengah dengan apa yang terjadi.
Chanyeol menatap kembali mata Amber gusar "You've got to get away from me, Amber. I dont know what is this, it's just happens"
"What are you talking about?" Amber mengerjap-ngerjapakan matanya dengan cepat.
"Amber..." Chanyeol memulai dengan lembut, ia mulai bisa mengendalikan dirinya.
Sebelum Chanyeol menjawabnya, Cha
Comments