PART 1

Accident Love

Hei! This is my first fanfiction I've ever made. Beware for the typo and hope you like it! Happy reading ^^

 

NO PLAGIARISM !!!


 

Author : @Apink_Jeje

Cast : Eunji, Daehyun, Chorong, Youngjae, Minah, Jaeyong

Genre : Romance, teens life

“Oke, selesai juga!” Kata Eunji kepada Chorong. Eunji tengah membuat jebakan yang dia buat untuk Minah, yeoja paling menyebalkan yang pernah ia temui. Minah sering mengejek Eunji dengan sebutan “Devil Virus”. Dia juga sering mengerjai Eunji dengan berbagai hal, seperti yang ia lakukan kemarin. Minah menyiramnya dengan air selokan yang kotor dan sangat bau. Untung saja itu terjadi sepulang sekolah.

Eunji keluar kelas dan melihat sesosok yeoja sebayanya dengan rambut coklat lurus sebawah bahu sedang berjalan di koridor menuju kelas Eunji. Ya, yeoja itu adalah Minah.

Eunji buru - buru menutup pintu kelas tetapi tidak terlalu rapat. Beberapa detik kemudian.. BYUURRR !!! Suara air dari ember yang dia letakkan di atas pintu, membasahi seragam seorang namja tinggi dan putih yang hendak masuk kelas. Namja itu kaget dan langsung menatap seisi kelas. Kelas menjadi hening seketika.

“SIAPA YANG MENARUH EMBER INI DI ATAS PINTU ?!?! APA KALIAN TAHU? ITU BISA MEMBAHAYAKAN KITA SEMUA !!!” Bentak namja itu sambil mengelap seragamnya dengan tissue. Lalu dia menatap satu per satu murid di kelas itu, dan berhenti tepat pada yeoja yang daritadi tampak menutupi wajahnya.

Neo! Mengapa kau tutupi wajahmu seperti itu ?!” Tanya namja itu kepada Eunji.

Nugu? Apa kau baru saja menunjukku?” Tanya Eunji dengan muka pura - pura tidak tahu apa yang terjadi. Tentu saja agar dia tidak ketahuan.

“Siapa lagi selain kau?” Jawab namja itu.

“Hhhh… A.. a.. kku..” Eunji kebingungan. Dia merasa sudah terpojoki. Dia melihat seisi kelas agar mendapat jawaban yang tepat, tetapi… KRIINNGG !!! Bel tanda masuk berdering sangat keras. Semuanya kembali ke tempat duduknya masing - masing. Jaeyoung seonsaengnim masuk kelas. Dia langsung kaget ketika melihat namja tadi berada di ambang pintu dengan kondisi basah kuyup.

“Mengapa kau berada di sini? Dan ada apa dengan seragammu? Mengapa semuanya basah?” Tanya seonsaengnim heran.

“Saat aku hendak masuk kelas, sebuah ember berisi air dari atas pintu tumpah tepat mengenaiku, seonsaengnim,” Jawab namja itu ketus.

“Siapa yang melakukan itu?” Tanya seonsaengnim.

“Saya tidak tahu, seonsaengnim,” Jawab namja itu. Mukanya masih terlihat kesal.

“Jawab dengan jujur! Siapa yang melakukan semua ini?” Tanya seonsaengnim tegas. Sedetik, dua detik, tiga detik, tidak ada yang menjawab. “Tak ada yang mau mengaku? Oke, saya akan hitung sampai tiga, jika tidak ada yang mengaku satu kelas akan saya hukum!” Tegasnya.

Hana,” Eunji gelagapan. Pikirannya melayang dan jantungnya berdebaran. Dia bingung, jika dia mengaku dia pasti akan mendapat hukuman berat oleh kepala sekolah, tetapi jika dia tidak mengaku dia akan dibenci teman - temannya karena harus dihukum satu kelas.

Dul,”  Eunji semakin gelagapan. Keringat dingin mengucur di dahinya. Satu kelas langsung menatap Eunji tajam. Mereka tidak ingin dihukum hanya karena kesalahan sepele yang dilakukan temannya sendiri.

“Dan sse..” Hitungan songsaenim terputus oleh teriakan Eunji.

JUNGJI SEONSAENGNIM !! Saya mengaku…” Eunji menarik napas dalam - dalam dan menghembuskannya dengan lembut. “Saya yang melakukannya. Tapi saya melakukan ini untuk Minah bukan dia,” Jelas Eunji lalu menunjuk namja yang berdiri dengan basah kuyup itu. Seonsaengnim meghampiri meja Eunji lalu menatapnya tajam.

Annyeonghaseyo…” Tiba - tiba seorang yeoja yang sangat tidak asing bagi Eunji itu memasuki kelas dan tampak sedikit kaget. Dia mengernyitkan dahinya lantas bertanya apa yang terjadi.

“Ada apa ini, seonsaengnim? Mengapa semuanya diam?” Yeoja bernama Minah itu menoleh ke arah namja yang berada di samping nya itu. Mereka sama - sama berada di ambang pintu. “Dan siapa namja ini? Mangapa seragamnya basah? Ada apa ini?” Lanjutnya.

“Eunji baru saja menumpahkan sebuah ember berisi air ke namja di sampingmu. Tetapi dia bilang itu semua dia lakukan untukmu. Ada apa dengan kalian? Apa kalian bermusuhan?” Tanya Jaeyoung seonsaengnim.

“Dia yang memulainya, seonsaengnim!” Tukas Eunji. “Dia selalu mengejek dan mem-bully saya, dan itu membuat saya sakit hati!” Lanjutnya. Minah tersentak mendengar kata - kata yang keluar dari mulut yeoja dengan paras lucu itu.

“Eunji-ah, jeongmal mianhaeyo. Aku tidak bermaksud membuatmu kesal dan emosi, aku hanya iri padamu.” Jelas Minah.

“Mengapa kau iri denganku?” Tanya Eunji heran.

“Apa kau gila? Kau adalah siswi paling famous dari semua murid kelas 10. Guru - guru serta teman - teman sayang padamu, kau seperti siswi paling beruntung di dunia ini.” Jawabnya.

“Tapi apa dengan kau mem-bully dan mengejekku, bisa membuat teman - teman mendekatimu? Aku rasa itu sangat mustahil,” Kata Eunji.

Ne, aku tahu aku salah. Mianhaeyo, Eunji-ah. Jeongmal mianhaeyo.” Ucap Minah. Dia masih menundukkan kepalanya.

“Sudahlah, Eunji-ah. Maafkan saja dia,” Nasihat Jaeyoung seonsaengnim.

“Baiklah, aku memaafkanmu. Tapi kau tidak boleh mengulangi perilakumu lagi, arraseo?” Ucap Eunji.

Ne, Eunji-ah. Gamsahamnida,” Balas Minah.

Seonsaengnim beralih ke namja yang masih basah kuyup itu. Dia melihat sekujur tubuhnya dan mengernyitkan dahinya. “Tapi, kau harus tetap dihukum. Ikut saya ke ruang kepala sekolah!” Eunji hanya bisa menunduk dan mengekor seonsaengnim dari belakang.

Jeongmal mianhaeyo,” Bisik Minah saat Eunji melewatinya.

Ne, tidak apa – apa kok,” Ucap Eunji sambil tersenyum.


 

“Hhhhh… Melelahkan sekali. Buku - buku ini sungguh berat!” Desah Eunji. Karena sudah menyiram namja itu, dia harus merapikan buku - buku yang berantakan di meja atau lantai perpustakaan.

“Murid disini memang tidak bisa menjaga ketertiban!” Keluhnya. Saat hendak berjalan untuk menaruh 4 buku yang bisa dibilang tidak ringan itu, tiba - tiba…  BRUUKK !! Dia menabrak seorang namja yang juga ingin mengembalikan buku yang dipinjamnya. Semua bukunya berserakan.

Mianhaeyo. Jeongmal mianhaeyo,” Kata Eunji sambil merapikan buku - buku milik namja itu. Tiba - tiba saja Eunji tersentak ketika hendak memberi buku itu.

Neo?” Kata mereka bersamaan. Namja itu tampak menatap Eunji dalam – dalam. Memperhatikan dengan seksama bentuk wajah Eunji, mulai dari dahi hingga bibir lalu ke hidung, mata dan berhenti di rambut. Lalu dia beralih ke bawah tepat pada kedua bola mata sipit yeoja itu. Menatap bola mata unik itu tanpa mengedipkan matanya sama sekali. Dari bola mata sipit itu terlihat pantulan wajah diri namja itu. Eunji baru menyadari bahwa namja itu menatap dirinya dengn sangat serius. Akhirnya Eunji pun lantas menutup matanya rapat – rapat dan membuat namja di depannya itu kaget. Tiba - tiba saja dia memegang pergelangan tangan Eunji. Tentu saja Eunji kaget.

“Kembalikan bukuku!” Katanya kasar. Dari mimik wajahnya sudah dapat diketahui dia masih kesal dengan kejadian tadi pagi.

Mianhaeyo. Aku terlalu terburu - buru dan..” Perkataannya terputus ketika namja itu mendekap mulut Eunji dengan tangannya.

“Sssttt… Jangan keras – keras, ini perpustakaan! Sudah tidak perlu minta maaf, aku sudah memaafkanmu,” Katanya lembut. Sebuah lengkungan dari bibirnya terpampang jelas menghiasi wajahnya.

Annyeonghaseyo. Joneun Daehyun imnida. Bangapta,” Katanya sambil menjulurkan tangannya.

“Eunji imnida,” Kata Eunji. Lalu mereka berjabat tangan. Senyum nervous terlihat jelas di wajah Eunji. Bagaimana tidak? Seumur hidup dia baru pertama kali mengalami ini.

“Mengapa kau berada disini?” Tanya Daehyun heran.

“Hmmm… Aku mendapat hukuman dari kepala sekolah untuk merapikan semua buku - buku ini. Kau tahu penyebabnya kan?” Jawab Eunji. Wajahnya yang tadi senang menjadi suram seketika.

“Ouhh… Mianhaeyo. Jeongmal Mianhaeyo. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu seperti ini,” Kata Daehyun.

“Tidak apa - apa. Aku sudah merapikan semuanya kok. Tinggal 4 buku ini saja,” Ucap Eunji.

“Oh, baguslah. Nanti mau pulang bersama?” Tawar Daehyun.

Ne, boleh,” Jawab Eunji.

“Oke, nanti aku jemput kamu di gerbang sekolah ya!” Katanya.

“Sip!” Jawab Eunji. Daehyun pun pergi meninggalkan perpustakaan. Namja yang aneh! Batin Eunji.


 

“EUNJI-YA !!!” Teriak Daehyun dari samping mobilnya. Eunji kebingungan. Seperti ada yang memanggilku, Pikirnya dalam hati. Dia melihat sekeliling dan kaget ketika dilihatnya namja yang baru saja berkenalan dengannya di perpustakaan.

“Daehyun-ssi?” Panggilnya. Diapun langsung berlari menuju mobil Ferrari merah mengilap milik Daehyun. Ya, Daehyun memang anak dari seorang pengusaha kaya raya.

Mianhaeyo. Apa kau sudah lama menunggu?” Kata Eunji dengan nafas ngos - ngosan.

“Apa kau bercanda? Tentu saja! Darimana saja kau?” Katanya kesal. Dia menarik napas dalam - dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Tangannya dilipat di dada sambil senderan di kap mobilnya itu.

Mianhaeyo, Daehyun-ssi. Aku ada tugas biologi mendadak jadi tidak bisa langsung pulang,” Jelas Eunji. Napasnya masih ngos - ngosan.

“Baiklah, cepat naik!” Katanya. Eunji pun naik ke mobil super mewah itu dan duduk di kursi samping Daehyun.

Gamsahamnida, Daehyun-ssi” Kata Eunji ketika mereka sampai di rumahnya.

Cheonma,” Kata Daehyun sambil tersenyum. Daehyun kembali menatap bola mata Eunji yang bisa dibilang indah. Eunji kembali bingung dengan sikap namja di depannya itu. Dari matanya dapat dilihat kalau dia terpesona oleh kecantikan Eunji. Beberapa detik Daehyun menatap lurus pada bola mata Eunji, sampai akhirnya..

“Aaaww! Eunji-ya mengapa kau mencubit lenganku?” Tanyanya sambil mengusap - usap lengan sebelah kirinya.

“Harusnya aku yang bertanya, mengapa kau menatapku seperti itu?” Tanya Eunji kesal.

“Heh? Siapa yang menatapmu?” Tanya Daehyun pura - pura tidak tahu.

“Argghh !! Baiklah aku masuk saja, daripada harus bicara dengan namja aneh seperti kau!” Bentak Eunji. Amarahnya sudah keluar sejak dia di dalam mobil. Eunji pun masuk rumahnya dan membanting pintunya kuat - kuat. Dangsin-eun neomu yeppeo, Eunji-ya.,  Ucap Daehyun setelah Eunji masuk rumahnya.


 

 [Eunji POV]

   Aku benar - benar bingung dengan namja itu. Sebentar baik, sebentar ngeselin. Lalu, mengapa dia terus menerus memandangku seperti itu? Setauku aku tidak cantik sama sekali, tinggi juga tidak, pintar apalagi. Apa yang dia kagumi dariku? Tapi mengapa rasanya aku nyaman sekali menatapnya? Tatapan mata yang membuatku bagaikan tidur dengan nyamannya di atas awan yang sangat empuk. Memandangi langit biru yang sangat indah dan kicau burung yang merdu. Rasanya nyaman sekali. Jujur aku sangat terpesona dengan wajahmu Daehyun-ssi. Kau sungguh membuatku stress. Kau adalah namja pertama yang memegang pergelangan tanganku dan mentapku seperti itu. Memberi kesejukan dan kenyamanan seperti di surga. Terima kasih sudah memberi kesan ini Daehyun-ssi.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet