little accident.

Rain

Park Chanyeol sedikit lagi!!!!

Chanyeol tetap mengendara dengan kecepatan tinggi dan tidak menyadari bahwa lampu merah didepannya ternyata belum benar-benar merah dan masih ada wanita menyeberang disana.

"YAK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriaknya sambil mengerem kendaraannya dengan paksa dan membanting stir.

Setelah beberapa detik barulah ia menyadari keadaan yg sedang terjadi.

"Apakah wanita itu mati? Apakah aku akan masuk penjara? Ah sial! Aku harus berurusan lagi dengan polisi-polisi bodoh itu! Bagaimana kalau ayah tahu?"

pertanyaan-pertanyaan seperti itu terngiang di kepalanya.

Sembari ia ketakutan dan memeluk stir mobilnya, Chanyeol menyadari kaca mobilnya diketok-ketok oleh seseorang.

"Hah polisi mana lagi yang akan menangkapku? Apakah sekarang Mr. Jung, sang kepala polisi sekaligus teman ayah yang menangkapku?"

Chanyeol enggan menoleh kearah kaca mobilnya.

"YAK AHJUSSHI! BUKA KACA MOBILMU! APA KAU TAHU KALAU KAU HAMPIR MELAYANGKAN NYAWA ORANG LAIN HAH?!" teriak Nana

Chanyeol tersentak.

"Eh? Suara yeoja? Apa seorang polwan? Tapi tunggu kenapa dia memanggilku ahjusshi?"

Ia pun memutuskan untuk membuka kaca mobilnya dan segera melihat sang sumber suara dengan tatapan risih.

"Apa?" tanya Chanyeol dingin.

"Hah? Apa?" tanya Nana balik dengan tampang tidak percaya.

"Kenapa kau malah nanya balik? Kau tuli ya?" tanya Chanyeol dingin.

Apa-apaan namja ini! Sudah hampir menabrak orang, sekarang ia justru mengataiku tuli?

"YA! Apa kau tahu kalau kau hampir menabrak seorang ahjumma?" tanya Nana

Chanyeol bergedik. Sebenarnya ia tahu, tapi sepertinya lebih baik ia pura-pura tidak tahu.

"Oh jadi yang hampir tadi kutabrak adalah seorang ahjumma? Kupikir seorang kucing" jawab Chanyeol dingin.

APA? KUCING? NAMJA INI BENAR-BENAR............

"Lalu apa maumu? Uang pengganti? Aku harus segera berangkat ke sekolah sebelum terlambat" kata Chanyeol sambil melempar dompetnya ke arah Nana dan menutup kaca mobilnya dan melaju ke arah sekolah.

Manusia macam dia ternyata benar-benar ada ya...

"YAAAAAAAAAAA!" panggil Nana. Tapi percuma saja karena mobil itu sudah melaju kencang. Nanapun beralih kearah ahjumma yang tadi hampir ditabrak Chanyeol. Ia masih terlihat shock.

Wajar saja ia shock. Lebih baik aku membawanya kerumah sakit saja.

"Ahjumma, anda baik-baik saja?" tanya Nana sambil berlutut untuk menyetarakan matanya dengan ahjumma tersebut.

"Ne. Aku baik-baik saja. Maaf sudah merepotkanmu agasshi" kata ahjumma tersebut.

"Baiklah, aku akan segera pergi. Terima kasih agasshi." sambung ahjumma tersebut sambil berlalu.

Tetapi saat ahjumma itu mencoba berjalan, kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya sehingga Nana segera menghampirinya.

"Astaga ahjumma, aku rasa ada yang salah dengan kakimu. Lebih baik kita kerumah sakit saja, bagaimana?" tawar Nana

"Aniya.." "Tidak usah, nanti agasshi telat sekolah. Aku tidak ingin merepotkan" tolak ahjumma tersebut.

Nana melihat ke arah jam tangannya dan.... ia sudah telat 15 menit.

"Tidak apa-apa ahjumma, lagipula aku sudah terlambat jadi lebih baik aku mengantar ahjumma kerumah sakit saja, ne?" tawar Nana sambil tersenyum.

"Tidak perlu, aku bisa ke rumah sakit sen-"

sebelum ahjumma tersebut menyelesaikan jawabannya, sebuah taksi sudah berhenti dihadapan mereka.

"Ayo ahjumma, sini kubantu" kata Nana sambil membopong ahjumma tersebut untuk naik taksi.

Sesampainya dirumah sakit, ahjumma tersebut segera mendapat scan untuk keseluruhan tubuhnya. Dan Nana menunggu di ruang tunggu rumah sakit tersebut. Mata para pasien dan pengunjung rumah sakit seakan selalu memperhatikannya karena ia masih mengenakan seragam sekolah.

Tapi biarlah, Nana tidak memperdulikannya sama sekali.

Nana justru memikirkan tentang dompet yang sedang ia pegang sekarang. Dompet yang dibuang oleh sang pengendara tersebut. Nana membuka dompet tersebut dengan pelan-pelan dan terkejut dengan isinya.

1000 dolar amerika? Lelaki itu sekaya apa sampai orang tuanya memberinya uang sebanyak ini?

Matanya kemudian menangkap sebuah foto anak kecil dengan kedua orangtuanya.

Ya, foto itu adalah foto Chanyeol dan kedua orangtuanya ketika Chanyeol masih kecil. Pada hari ulang tahunnya yang ke 7 tahun.

Lalu Nana juga menemukan kartu pelajar Seoul Global High School.

"Hmm... Namamu ternyata Park Chanyeol eoh?"

Nana segera menutup dompet tersebut dan tidak lama kemudian sang dokter kembali dengan ahjumma tersebut. Nana melihat bahwa ahjumma tersebut sudah di gips dan mengenakan tongkat.

OMO! Separah itukah?

"Anda keluarganya?" tanya dokter

Nana dan ahjumma tersebut berpandangan sejenak sampai

"Bukan dia adalah.." belum sempat sang ahjumma menjawab pertanyaan dokter, Nana langsung menjawab.

"Ne! Saya putrinya!" jawab Nana dengan senyuman. Senyuman yang mampu melelehkan hati seorang Park Chanyeol nantinya.

Sang dokterpun mengangguk.

"Pantas kau sangat cantiki seperti ibumu, agasshi" kata dokter tersebut.

Nana tersenyum malu dan berterima kasih.

"Keadaan Mrs. Cheon baik-baik saja. Namun ada keretakan pada kakinya sehingga ia harus di gips. Tetapi dalam waktu 2 minggu, gips-nya bisa dibuka. Jangan khawatir." jelas sang dokter.

Nana dan ahjumma tersebut tersenyum lega.

"Terimakasih dok." kata ahjumma tersebut.

"Ne, terimakasih dok" lanjut Nana.

 

Keduanya sekarang duduk di sebuah taman dekat rumah sakit. Nana memutuskan untuk membeli pancake untuknya dan ahjumma.

"Ahjumma, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Nana.

"Tentu! Kau sudah banyak membantuku, tentu sebuah pertanyaan tidak begitu berat untuk ku jawab" jawab sang ahjumma.

Nana terdiam sebentar.

"Nama ahjumma siapa?"  tanya Nana memecah keheningan.

Diam. Diam dan diam.

sampai akhirnya ahjumma tertawa lepas dan Nana hanya bisa kebingungan.

"Astaga, kau sudah menolongku dan bahkan membelikanku pancake tapi aku belum memperkenalkan diriku? Namaku Cheon Seong Im. Dan kau?"

"Aku Im Nana..." jawab Nana pendek

"Kau bersekolah di Seoul Global High School, Nana-ya?" tanya Cheon ahjumma

"Ne..." jawab Nana pendek.

Lalu hening lagi.

"Ahjumma mengapa ada di daerah sekitar sekolah kami?" tanya Nana penasaran

Cheon ahjumma sempat terdiam sejenak dan akhirnya ia menjawab

"Aku ingin melihat angin"

"Angin? Bukankah angin tidak bisa dilihat? Tapi hanya bisa dirasakan?"

"Tepat sekali!" kata Cheon ahjumma sambil mengacak pelan rambut Nana.

"Aku tidak bisa melihatnya, aku hanya bisa merasakannya... Oleh karena itu aku datang pagi-pagi ke sekolahmu, Nana-ya!" jawab Cheon ahjumma penuh arti sambil tersenyum hangat.

Senyum itu...

Senyum yang membuat Nana tak bisa tidur malamnya dan bertanya-tanya seperti apakah wujud ibunya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

i'm back ;D thanks and i'm so sorry for the lame update ;( thanks for waiting ;)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Milenia1 #1
Chapter 3: Please update soon^^
Leezaas #2
update dong gue suka gue suka... :) keep writing
intantan #3
Chapter 2: Please update soon ><
kyuslave #4
is it okay if i continue this ff in bahasa? :(
kyungsaurus #5
pls update asap!!! yg bahasa jg gapapa :') i cant handle my yeolnana feels istg
sonevipsoshibang #6
아프데이트주세요친구야! Update author ahjumma! ㅋㅋㅋㅋ
shuhadaramli #7
Yay! Another precious ChaNana fic! Bahasa Indonesia pun okey banget. But I'm going to comment in English. I'm a Malaysian so my Indonesian Malay isn't that good.
Thank you for writing and please please please continue!