My Hilarious Family 3

Sinrin Oneshoot Collections

My Hilarious Family 3

 

Malam ini terlihat sangat tenang bagi Hwang Family. Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Memang belum terlalu malam, tapi suasananya sudah seperti larut malam. Hwang sinb sedang sibuk menonton tv diruang keluarga. Hwang rinbi sedang sibuk mengerjakan sesuatu dikamarnya, entah apa yang dilakukannya hanya dia dan Tuhan yang tahu. Sedangkan Hwang yerin sedang kembali pada kodratnya menjadi istri yang sholehah. Yerin sedang melakukan pekerjaan rumah tangga layaknya seorang istri pada umumnya. Dia sedang mencuci baju keluarganya sekaligus mencuci piring kotor bekas makan malam tadi dan kemudian akan dia lanjutkan dengan menyiapkan bahan sarapan untuk esok hari. Kenapa pekerjaan rumah tangga dilakukan pada malam hari? Karena yerin tidak punya waktu di pagi dan siang hari.

Di sisi lain, sinb yang sedari tadi hanya menonton tv kini mulai didera rasa bosan. Tidak ada acara tv yang menarik, dan sinb ingin melakukan sesuatu. Sesuatu yang tidak mungkin akan dia lakukan sendirian. Sinb butuh partner in crime.

“AAARRGGGHHHH RINBI-AH....!!!RINBI......!!!TOLONG PAPI NAAAKK.....!!!”

Mendengar suara jeritan papi semata wayangnya yang hanya berjarak 5 meter dari kamarnya, rinbi bergegas keluar dari sangkarnya dengan terburu-buru. Khawatir kalau terjadi sesuatu yang ‘iya-iya’ pada orang yang paling ceroboh di rumah ini.

“ada apa pih?” tanya rinbi dengan nafas ngos-ngosan

“TOLONG PAPIH NAK” jawab sinb dengan mimik muka yang heboh

“TOLONG APA PIH?” ganti rinbi memasang mimik muka tak kalah hebohnya

“tolong temenin papi maen video game.”

*PLAAKK*

Sebuah buku tebal berjudul “Buku Mewarnai khusus Dewasa” berhasil mendarat dengan kasar di jidat lebar milik sinb. Auch sinb merasa ngilu sekali di bagian jidatnya itu.

“YAH dasar anak Jahanam....!” murka sinb kepada buah hatinya

“seharusnya aku yang marah,YAH dasar papi kurang kerjaan....! aku pikir tadi papi kejepit dibawah sofa...!”

“YAH pikiran laknat macam apa itu..?!!”

“tidak usah pura-pura kaget, masih mending kejepit dibawah sofa. Papi kan biasanya malah kejepit didalam kulkas.”

Dan sinb hanya bisa diam menerima kenyataan pahit yang baru saja dilontarkan oleh buah hatinya tersayang. Sinb sendiri juga masih bertanya-tanya sampai sekarang, bagaimana bisa dia selalu berakhir diantara pintu kulkas? Bukan hanya tangannya yang terjepit, tapi separuh dari badannya selalu terjepit didalam kulkas. Sama sekali tidak keren untuk ukuran manusia se-keren sinb.

“iya-iya nak, yasudah sini temenin papi main game.” Kata sinb sambil melakukan gesture agar rinbi duduk disampingnya. Dengan sedikit mendengus sebal rinbi tetap melakukan apa yang papinya inginkan. Rinbi sangat maklum dengan kelakuan papinya itu. Kalau sudah bosan memang tingkah sinb bisa memicu hasrat rinbi untuk menjebloskan sinb kedalam penjara.

Akhirnya mereka berdua benar-benar bermain video game bersama. Awalnya permainan mereka berjalan dengan penuh ketenangan dan keseriusan untuk menang. Namun lambat laun permainan mereka berakhir dengan kericuhan dan terkadang terjadi baku hantam.

“yah papi curang...!”

“papi tidak curang kok...”

“terus itu apa namanya kalau bukan curang?”

“itu hanya sedikit tidak adil...”

*PLAK* sebuah jitakan sayang berhasil mendarat dikepala sinb

“sama aja...!!!”

Yah seperti itulah siklus kehidupan hwang sinb. Kalau tidak diterkam yerin, ya disiksa rinbi. Kemudian sinb dan rinbi melanjutkan permainan mereka. Namun kini tidak ada lagi unsur ketenangan melainkan kehebohan yang sangat berisik. Dan tentu saja sangat mengganggu. Dan kini yerin yang posisinya sedang sibuk didapur juga merasa terganggu dengan kebisingan 2 makhluk kasat mata tersebut. Kemudian yerin berjalan menuju ruang keluarga untuk menghampiri 2 makhluk tersebut yang disinyalir adalah suami dan anaknya. Sambil membawa 2 buah gelas plastik, yerin kini berada dibelakang sinb dan rinbi yang semakin heboh.

“yeobo.....rinbi-ah.....”

Yerin memanggil namun tidak ada jawaban.

“YEOBO.....RINBI-AH.....”

Kini yerin berteriak namun masih tak ada jawaban dari kedua insan yang sedang dimabuk video game tersebut.

*JEDWAAKK* sebuah gelas plastik yerin lemparkan kearah kepala sinb

“aduh..... kenapa kau memukul papi lagi sih? Papi nggak curang tuh....” kata sinb sambil mengusap-usap kepalanya yang semakin ngilu.

“siapa yang memukul papi? Nih lihat kedua tanganku sibuk memegang stick game dari tadi pih.”

“lha terus yang memukul papi siapa dong?”

“papi hanya halusinasi paling.”

“oh begitu....”

Kemudian mereka berdua melanjutkan kembali permainan mereka dengan perasaan tanpa dosa. Yerin yang berada dibelakang mereka semakin terbakar emosinya. Kemudian dia lemparkan lagi gelas plastik terakhir, namun kini dia arahkan ke kepala rinbi.

*JEDWAAKK*

“waduwhh pih...! kenapa papi memukulku sekarang?!!” kini ganti rinbi yang mengusap-usap kepalanya.

“mukul apasih nak? Nih lihat kedua tangan papi sibuk mainin stick game dari tadi nih.”

“haduh pih, terus siapa dong? kok sekarang aku jadi merinding ya”

“halusinasi paling nak.”

“ah iya paling, yaudah lanjut mainnya papiii...!” kata rinbi dengan riangnya melupakan perasaan merinding yang baru saja dia rasakan.

Namun disisi lain, yerin semakin geram melihat kedua makhluk tersebut yang kian berisik. Kemudian yerin melepaskan sendal jepit yang ia pakai. Selanjutnya ia bidik kepala sinb dan rinbi dengan sendal jepitnya. Lalu ia hitung mundur 3....2......1,

*DUGH* *DUGH*

“YAH PAPI”

“YAH RINBI”

Bentak sinb dan rinbi bersamaan. Kini sinb dan rinbi saling berpandangan sambil mengusap kepala mereka masing-masing. Tunggu dulu, sepertinya ada yang aneh, pikir mereka berdua. Posisi mereka sama, kedua tangan mereka pun sedari tadi sibuk memainkan stick game. Tiba-tiba perasaan merinding itu muncul kembali. Kini semua bulu kuduk rinbi berdiri.

“p-pa-paap itu tadi siapa yang mukul?” tanya rinbi dengan gagap dan tubuh bergetar

“ja-jangan jangan itu.....”

“HANTUUUU.....!” jerit sinb dan rinbi bersamaan sambil saling berpelukan. Well keduanya memang benar-benar lemah terhadap segala hal yang berbau mistis.

“Oh tuan Hantu jangan makan aku, dagingku sudah peyot. Makan saja rinbi dulu, dagingnya masih kenyal dan elastis.” Ucap sinb entah kepada siapa dengan masih sambil memeluk tubuh rinbi.

“jangan tuan Hantu, makan papi saja dulu. Papiku orang yang paling tidak berguna di rumah ini, jadi hilangkan saja dia duluuu.”

“YAH dasar anak jahannam...!”

“YAH papi juga jaharaa....!”

Karena melihat keadaan yang semakin parah akhirnya yerin sudah tidak tahan lagi. Dari belakang, Yerin berjalan menuju 2 orang yang makin mempererat pelukannya. Setelah sampai tepat dibelakang mereka, kedua tangan yerin menjewer kuping kiri sinb dan kuping kanan rinbi.

“YAH INI SUDAH MALAM BISA-BISANYA KALIAN BERISIK SEPERTI INI HAH? DAN YAH AKU BUKAN HANTU...!”

Kedua bapak dan anak itu kini saling meronta kesakitan. Sudah tadi dilempari gelas dan sandal, sekarang harus merasakan jeweran dari orang yang sama. Oh Tuhan mereka benar-benar lupa bahwa dirumah ini masih ada yerin sebagai anggota keluarga mereka.

“ampun mih.....ampun.....lepaskan anakmu ini mih.....” ucap rinbi dengan memelas melas

“lepaskan aku chagiyaa...” ucap sinb tak kalah melasnya

Dengan sedikit menarik kuping mereka sekali lagi, akhirnya yerin mengabulkan permintaan kedua bapak dan anak tersebut. Kini sinb dan rinbi memiliki kuping yang merah sebelah. Ugh panas sekali rasanya dijewer begitu kerasnya oleh yerin. Kemudian yerin menyilangkan kedua tangannya didada sambil menatap tajam sinb dan rinbi. Sedangkan sinb dan rinbi masih menikmati rasa perih yang ada dikuping mereka.

“rinbi-ah.” Panggil yerin

“nde....?”

“pergi ke kamarmu dan tidur.”

“nde.” Ucap rinbi cepat sambil bergegas menuju kembali ke kamarnya dengan tergesa-gesa. Hah syukurlah dia hanya melewati masa kritis yang singkat.

“dan kau-“

“eits tunggu dulu chagiyaa, tolong aku.....” kata sinb menyela ucapan yerin

“ini lihatlah kaki kananku bengkak, tolong kau periksa dulu...” mendengar ucapan sinb, tiba-tiba yerin merasa iba. Dari tadi dia sudah menyiksa sinb terus, lebih baik sekarang dia menunjukkan perhatiannya sebagai istri sholehah. Tapi sejenak yerin berpikir bukankah dokter dirumah ini adalah sinb? Kenapa malah yerin yang harus memeriksa kakinya? Ah biarlah lagi pula tidak ada salahnya meminta perhatian lebih dari istri sendiri. Selanjutnya yerin berjalan kesamping sinb dan berjongkok untuk mensejajarkan posisinya dengan kaki sinb.

“mana yang bengkak?”

“itu tuh....” kata sinb sambil menunjuk-nunjuk bagian bawah kakinya. Kemudian sinb agak mengangkat pantatnya sedikit dan....

*duuuuttttt*

Sebuah gas beracun nan busuk berhasil lolos dari dubur rupawan milik sinb. Posisi yerin yang dekat dengan pantat sinb pun membuat yerin merasakan langsung imbas dari gas beracun yang baru saja diproduksi oleh sinb. Sontak saja yerin kembali murka, namun sebelum sinb kembali menerima amukan yerin, sinb sudah terlebih dahulu berlari secepat kilat menuju kamar mereka.

“SINBABO CARI MATI KAAUUU”

.

.

.

.

fin

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Miragfriend #1
Chapter 6: Momo
Ahjussejeong
#2
Someone tell me to calm my down. SINRIN RENDERED ME OBLIVIOUS OF MY SURROUNDINGS. I JUST WANNA READ.
irongirls #3
Chapter 1: Bibi Jumilah wkwkwk
Jarang2 nih ff sinrin yg indo, terbaik bosque!!!! XD
Jun_2388 #4
Chapter 7: Njir... Pertanyaan macam apa itu??? Kopak bener sinb... :v
Jjangiya
#5
Thor nim lanjut donggg:((
Mysn123 #6
Chapter 9: My hilarious family is da bes :v
YerinSinb1903
#7
Chapter 9: Tututututu, yang sabar yah diriku, jangan nangis ini cuman ff kok. Yang sabar yah *mukpukin diri sendiri.
Keren thor, bikin laper. Ditunggu karya selanjutnya yashhh.
YerinSinb1903
#8
Chapter 8: ㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎ keluarga macam apa ini ㅎㅎㅎㅎㅎㅎ
YerinSinb1903
#9
Chapter 7: Jayyy pagi pagi baca beginian, tak bisa ku berkata
YerinSinb1903
#10
Chapter 6: Yampun, dikasih yang beginian aja senengnyaaaaa. Thanks author, luv huh kkk