Lovey Dovey Day

TIME

        Seluruh mata memandang Daniel saat center Wanna One itu tiba-tiba berdiri.

“Sepertinya akan ada sesuatu, hyung,” kata Woojin, menyikut Minhyun yang tengah serius membuka minuman kalengnya.

“Oh? Daniel?”

Hwang Minhyun mengalihkan pandangannya ke arah Daniel sementara pikirannya sibuk menerka-nerka apa yang akan dia katakan. Woojin diam-diam mengulurkan tangannya dan mengambil minuman Minhyun.

Daniel menarik napas panjang dan berdeham beberapa kali. Semuanya terdiam, menatapnya penasaran. 

“Jadi, yah, aku tebak kalian semua punya pikiran yang sama sekarang,” kata Daniel, disambut anggukan dari semua orang.

“Jadi…” center Wanna One itu mengulum bibirnya beberapa saat sebelum akhirnya berdeham lagi.

“Sepertinya ada yang gugup. Ups,” kata Woojin dengan senyum jahil. Member lain tertawa setuju sementara Jaehwan menghadiahinya cubitan kecil sembari menyuruhnya diam. Wajah Daniel sedikit memerah. Ia tertawa, tetapi berusaha keras untuk tidak menyembunyikan wajahnya lagi.

“Kang center, proceed!” kata Seongwoo, memberikan Daniel tepukan slate-nya yang khas dan mempersilakan Daniel melanjutkan confessionnya, apapun itu yang akan ia katakan.

 

       Daniel mengedarkan pandangannya ke semua member. Ia menghela napas.

“Hari-hariku di Produce 101 sudah cukup berat, tapi ternyata berada di sini sekarang, jauh lebih berat..” katanya.  Jisung menaruh minumannya dan mendengarkan anak itu dengan seksama.

Jinyoung menatap Minhyun dan Daniel bergantian. Minhyun yang sadar diperhatikan lantas membalas tatapannya. Seolah tahu Jinyoung ingin bertanya apa benar kehidupan idol seberat itu, Minhyun mengangguk pelan dan tersenyum kecil.

 “Aku ingin jadi penyanyi, tetapi aku tidak pernah membayangkan rasanya akan seberat ini.” Hening. Daniel kembali memilih untuk berbicara pada lantai.

“Ada saat-saat aku ingin memberontak. Aku lelah. Tapi aku sadar, aku baru saja mulai…”

“Tidak ada yang instan. Ini saja sudah instan menurutku, tetapi semuanya butuh proses. Benar, Minhyun hyung?”

Semua mata langsung tertuju pada Minhyun. Minhyun, yang sedikit terkejut saat namanya disebut memilih tersenyum dan tertawa kecil.

“Sepertinya aku tahu arah pembicaraanmu, Niel-ah,” kata Minhyun.

“Saat semua baru dimulai, memang rasanya seperti kau sudah berada di puncak. Rasanya seolah semuanya akan jadi lebih mudah. Tetapi, nyatanya tidak selalu begitu. Kau benar, semuanya butuh proses,” ujar Minhyun, masih setia dengan senyumnya.

“Terkadang aku merasa sangat, sangat lelah. Tetapi, melihat semua orang bekerja sangat keras, aku merasa tidak pantas mengeluh dan mengatakan aku ingin istirahat karena aku yakin semuanya juga merasakan itu,” kata Daniel lagi.

Daehwi menutup mulutnya dengan tangan kanannya tanpa melepas pandangannya dari Daniel.

 

       “Di hari-hari tertentu itu, untungnya aku punya sesuatu yang selalu berhasil membuat moodku kembali naik,” kata Daniel. Jihoon dan Jinyoung bertukar pandang dan sama-sama mengangkat bahu sementara member lain sibuk menerka-nerka.

“Aku punya… hyung,” kata Daniel, menatap lurus pada Seongwoo.

“Ha?” Seongwoo nampaknya terkejut dan balas menatap Daniel dengan mulut membentuk huruf O.

Jisung yang pertama kali sadar keadaan tersenyum lebar sembari bertepuk tangan pelan.

“Oh, aku paham..” kata Jisung yang diikuti tepuk tangan member lain sambil mengkonfirmasi tebakan mereka pada satu sama lain.

“Jadi, hari ini kita dapat dua-tidak, tiga, eh, dua pasangan?” Sungwoon menunjuk Daehwi, Jihoon dan Jinyoung. “Kalian dihitung satu atau dua?”

Pertanyaan Sungwoon memicu tawa yang didominasi tawa khas Kim Jaehwan yang high-pitched dan sedikit mengerikan.

Ong Seongwoo menatap sekelilingnya dan akhirnya ikut tertawa.

“Well, Seongwoo-ya, bagaimana tanggapanmu?” tanya Jisung.

Seongwoo menggaruk tengkuknya dan membuka mulutnya tanpa mengatakan apa-apa. Pandangannya kemudian tertuju pada Daniel.

“Kemari,” katanya, menepuk lantai di depannya sambil tersenyum. Daniel masih membeku di tempatnya.

Woojin dan Sungwoon refleks beringsut sedikit menjauh dari Seongwoo. Dengan sedikit ragu-ragu. Daniel menuruti permintaan Seongwoo.

 

       Daniel dan Seongwoo kini duduk berhadapan. Member lain yang duduk di seberang mereka berdua mendekat ke meja untuk mendengarkan percakapan mereka.

Seongwoo menatap Daniel dari atas sampai bawah. Ia tertawa kecil dan menepuk kaki kanan Daniel pelan.

“Kau tidak seperti biasanya hari ini,” kata Seongwoo. Daniel masih mengulum bibirnya sesekali. Senyum malu masih terpasang di wajahnya, tetapi ia sudah lebih berani menatap lurus hyung di hadapannya.

“Benarkah?” tanya Daniel. Seongwoo mengangguk.

“Hey. Kemana Kang Daniel yang biasanya hiperaktif, tidak malu-malu dan selalu blak-blakan?” Daniel meringis.

“Aku tetap blak-blakan hari ini,” kata Daniel membela diri.

“Tapi sepertinya masih malu-malu, hm?” tanya Seongwoo lagi. Daniel kembali meringis dan menunduk sambil menahan tawa. Telinganya memerah. Seongwoo tertawa melihat pemandangan di hadapannya.

“Ya ampun, kasihannya.. sini, sembunyi saja. Sembunyi atau tidak sepertinya kawan-kawan kita juga tetap akan bersorak,” kata Seongwoo, lalu berlutut dan menarik Daniel ke pelukannya.

Jisung merangkul Guanlin di sampingnya dan menatap rekan-rekannya.

“Sepertinya hari ini penuh cinta, bukan begitu?” tanya Minhyun yang diiyakan member lainnya.

 

       Daniel akhirnya duduk di samping Seongwoo. Percakapan berubah topik  menjadi  siapa yang sepertinya menyukai siapa. Sungwoon dan Jihoon asyik menggoda Daniel tentang ide kencan pertama.

“Jalan-jalan di sekitar sungai Han saat malam hari kelihatannya romantis, benar hyung?” tanya Jihoon. Jisung mengiyakan dan menyarankan mereka berdua pergi kesana dengan Jihoon, Daehwi dan Jinyoung untuk mengurangi kecurigaan publik.

“Kurasa kalian juga bisa memanfaatkan hadiah-hadiah pemberian Wannable untuk barang couple, tidak mencurigakan dan menghargai pemberian fans, bukan?”

Pernyataan dan pertanyaan Sungwoon menuai persetujuan dan dukungan dari member lain.

“Ah, iya. Tetapi, kurasa aku belum dengar ada yang bilang I love you selain tiga orang tak terpisahkan ini,” kata Jaehwan.

“I love you, Jaehwan-ah,” kata Jisung santai sebelum memasukkan dua tteokpokki ke mulutnya. Jawaban singkat Jisung pun sukses membuat ruangan itu kembali penuh tawa.

“Ah, hyung, kau tidak seru,” sahut Jaehwan ditengah derai tawa rekan-rekannya.

 

       “Niel-ah, kau tidak ingin melakukan sesuatu?” tanya Jisung. Daniel lantas menggeleng dan tertawa.

“Yah, Kang Daniel, lakukan sesuatu, apa saja. Lakukan dengan Seongwoo,” Woojin mencoba ikut memprovokasi.

“Mungkin kalian bisa berkolaborasi membuat slate penuh cinta,” kata Minhyun yang disambut persetujuan dari Guanlin dan Jaehwan.

 “Tidak.. tidak hari ini,” kata Daniel, menatap Seongwoo dan meminta bantuannya. Seongwoo tertawa.

 

“Mungkin ada yang bisa beri contoh dulu?” tanya Seongwoo sembari mengedarkan pandangannya.

       Jihoon mengambil inisiatif untuk menjawab tantangan Jaehwan sekaligus memberi contoh untuk Seongwoo. Masih sambil merangkul Daehwi, ia bertukar pandang sebentar dengan Jinyoung dan memberikan kode melalui tatapan mata. Lalu ia menatap anak itu dalam-dalam sementara yang ditatap berusaha membalas tatapannya sambil menahan malu.

“Daehwi-ya, saranghae,” kata Jihoon dengan senyum manis tanpa melepaskan tatapannya. Member lain mencoba tidak membuat kegaduhan selain suara ‘uuu’ dan ‘aaw’ yang cukup sinkron.

“Sekarang, lihat ke belakangmu ada apa?” tanya Jihoon. Daehwi mengernyit sejenak.

“Bukannya Jinyoung..?” Daehwi bertanya sambil menoleh yang kemudian disambut oleh sebuah kecupan di pipi oleh Jinyoung.

Anak itu sepertinya terkejut bukan main. Kedua bola matanya membesar sementara wajahnya mulai memerah karena malu. Jisung, Jaehwan, Sungwoon dan Daniel menjadi orang pertama yang bersorak setelah berupaya menahan diri.

 “Wah, aku tidak menyangka Jinyoung bisa seperti ini,” kata Jisung sambil menatap rekan-rekannya.

Belum puas hanya mencium pipi Daehwi, ditengah sorakan dan keterkejutan member lain, Jinyoung melanjutkan aksinya. Ia mengunci tatapan Daehwi dan mendekatkan wajahnya perlahan. Daehwi yang tadinya menatap Jinyoung sadar keadaan bahwa mereka menjadi pusat perhatian hyungnya yang lain dan memilih mundur sedikit lalu memejamkan mata.

“Apa kali ini akan ada ciuman di bibir?” – Jaehwan

“Ciuman di bibir! Astaga!” – Sungwoon.

Yang terjadi kemudian sedikit diluar dugaan. Bukannya mencium Daehwi, Jinyoung malah membisikkan ‘saranghae’ tepat di telinga anak itu sementara di saat yang sama Jihoon yang mencium pipi Daehwi.

Sorakan terkejut bercampur sedikit kecewa terdengar tidak lama setelahnya.

“Yah, padahal aku berharap lebih dari itu,” kata Woojin.

“Ah.. penonton kecewa, anak-anak,” kata Sungwoon dengan senyum sedih.

Daehwi membuka matanya lalu tertawa malu sambil menutup wajahnya.

“I love you..,” kata Daehwi, kembali duduk tegak, menatap Jihoon dan meraih tangannya dalam genggamannya dan menoleh sedikit untuk menatap Jinyoung. “…and love you too,” lanjutnya dengan lembut.

“Harapanmu itu privasi kami, Sungwoon hyung,” ujar Daehwi sembari menyandarkan tubuhnya pada Jinyoung dan menatap Jihoon penuh arti.

Jinyoung merangkul Daehwi sambil tertawa dan mengiyakan.

“Yang kau harapkan sepertinya bisa didapat dari film-film atau internet, hyung,” kata Jihoon sambil mengacak rambut Daehwi pelan.

 

       Di tengah suasanya penuh cinta itu, pikiran Hwang Minhyun melayang kembali pada sosok bocah yang selalu bersemangat saat berada di sisinya.

Apa di tengah latihanmu kau juga merasakan suasana seperti ini, Seonho-ya? Tertawa bersama teman-temanmu, membicarakan siapa-menyukai-siapa, atau apa temanmu juga sudah mengutarakan perasaannya satu sama lain?

 

 

______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

Haaai semuanya. Maaf ya saya jadi kaya hantu disini, dateng sebentar, bawa update-an, terus menghilang lagi cukup lama.

So, singkatnya, saya dapat kerjaan untuk buat artikel setiap hari, tapi akhir-akhir ini saya tidak buat apa-apa karena sayanya sendiri merasa kurang cocok kerja disitu. Lagipula, sejak kerja disitu saya gak punya waktu buat nulis apapun selain artikel dan tugas kuliah – bahkan buat santai pun susah.

Well, jadi, semoga kalian menikmati chapter ini, dan semoga confession di atas tadi cukup ya buat obat kangen selama kurang lebih dua bulan kemarin saya menghilang.

Sampai ketemu di update selanjutnya~

-cutiepie21-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kumakura #1
sukaa, kutunggu author-nim lanjutannya, suka couple seonho minhyun sejak pd 101, sayang seonho gk debut bareng wanna one ?
Sky_Wings
#2
Chapter 9: Bagus ceritanya! ^^d
izz_suzzie
#3
Chapter 8: kutunggu kelanjutannya
izz_suzzie
#4
Chapter 7: akhirnya lanjut juga...
aduh kirain di minhyun bakal dateng ke rumah seonho, eh ternyata enggak.
tapi nelpon aja udah bikin seonho seneng kok ya, apalagi kalo ketemuan terus makan bareng. astagaaaah aku gak sabar
ditunggu kelanjutannya.
semangat terus ya ^^
izz_suzzie
#5
Chapter 6: greget greget manis rasanya...
mungkin ini yang mereka rasain sebenernya ya.. kangen tapi pada sibuk.
seonho gws dek, sabar ya...
semangat buat authornya. aku sllu tunggu apdetannya :)
izz_suzzie
#6
Chapter 5: akhirnya ada kemajuan meski cuma sebatas pesan, seenggaknya ada momen buat mereka...
asyiknya mereka ngapain ya? kok nganu sih!!
ah mending makan berdua aja dulu, kan buat nepatin janjinya minhyun ke seonho... habis itu ngabisin waktu berdua di taman atau mungkin berkunjung ke dorm w1 ??
ah gak tau!! terserah author aja...
ditunggu kelanjutannya
izz_suzzie
#7
ya ampun... aku suka ff nya.
kapan mereka dipertemukan?? nyesek mereka saling kangen tapi gak punya waktu buat ketemuan...
next plisss
mohnium #8
Chapter 2: Waaah akhirnya ada ff tentang minhyun sama seonho.lanjutin thooor