FREEDOM 2 - Two~

FREEDOM [Lucas x You]- season 2
Please Subscribe to read the full chapter

o0o

Sebuah mobil anti peluru melaju melintasi jalan dengan winwin orang yang mengendarai mobil tersebut. Qian Kun putra dari mendiang Feng duduk disebelah kemudi dengan tatapan kosong melihat keluar dari jendela.

 

Dibelakangnya Ailee duduk disebelah Huang Xuxi tuan muda tampan sang Boss, berjaga-jaga jika tuan muda nya itu membutuhkan sesuatu.

 

Dibelakang mobil mereka ada satu mobil lagi yang mengikuti mereka dari belakang, penjagaan begitu ketat, mereka khawatir akan ada wartawan yang menyorot tuan muda nya.

 

Tidak terasa sudah 3 tahun berlalu, dan ini hari pertama mereka kembali menginjakan kaki diHongkong tanah kelahiran mereka.

 

"Bagaimana Hongkong apa ada yang berubah?"

Lucas bertanya dari tempat duduknya.

 

"Tidak ada yang berubah tuan muda, masih sama seperti terakhir kali anda pulang" Qian Kun menjawab dari kursi depan.

 

"Baguslah kalau begitu.. " Lucas bersandar kebelakang jok kursi mobilnya.

 

"Ada yang anda butuhkan tuan muda? seperti minum?" Ailee menawarkan dari sebelahnya. Lucas menggeleng, dia melipat kedua tangannya didada.

 

"Tidak, aku tak biasa dikasihani oleh orang lain" Lucas tersenyum pahit, diwajahnya terdapat perban berwarna putih melingkar menutup matanya. Walaupun begitu Lucas masih terlihat mempesona dengan rambut gondrong nya yang membingkai wajah tampannya.

 

"Maafkan saya tuan muda, maksud saya bukan seperti itu" Ailee menundukan kepalanya sekilas meminta maaf walaupun Lucas tak bisa melihatnya.

 

"Aku paham maksudmu, aku hanya sedikit sensitif" Lucas menghela nafas, semenjak dia terbangun dari koma selepas operasi yang dijalani nya, Lucas menjadi lebih sensitif karena dia tidak bisa melihat apapun.

 

Penglihatannya akan kembali pulih selama beberapa waktu kedepan dengan waktu yang belum bisa ditentukan, Lucas harus lebih bersabar menunggu itu.

 

"Ada tempat yang ingin anda kunjungi sebelum pulang tuan muda?" Winwin bertanya mencairkan suasana dari kursi kemudi.

 

Lucas terdiam sesaat sebelum menjawab.

"Ayo kunjungi ayahmu Kun-ge "

.

.

.

.

Qian Kun berlutut didepan funeral ayahnya. Dia menangis dengan kepala tertunduk. Setelah 3 tahun dirinya baru bisa mengunjungi ayahnya.

 

Angin bertiup kencang, salju yang mulai mencair terlihat disekitar funeral. Lucas duduk dikursi roda nya dengan syal tebal menutupi lehernya. Dia merasa buruk sekali gara-gara dirinya Kun baru bisa mengunjungi funeral 'Feng' ayahnya.

 

Winwin dan Ailee yang berdiri disamping kursi roda Lucas mereka menangis tertahan melihat funeral Feng sang ketua. Ketuanya benar-benar meninggal?

 

Beberapa orang berpakaian hitam menunggu mereka dari jarak yang agak jauh. Lucas tersenyum pedih dia masih ingat kata-kata Feng waktu itu saat menenangkan dirinya. 'Kau berbohong padaku Feng.. kau membuatku terlihat bodoh asal kau tahu.. ternyata aku benar-benar tak bisa melihat'

 

Dadanya sedikit sesak jika mengingat itu. Diakhir hayatnya pun, Feng masih memikirkan dirinya.

 

"Tuan muda, angin semakin kencang, mau kedalam mobil sekarang?" Winwin bertanya disebelahnya, seraya menghapus air matanya, winwin benar-benar sangat kehilangan sosok Feng.

 

Lucas menghela nafas perlahan sebelum mengangguk.

"Kita tunggu dimobil.. " Ucapnya.

 

Winwin menurut dia mendorong kursi roda Lucas kembali ke mobil dibantu oleh beberapa orang yang ada dibelakang mereka. Sementara Ailee dia masih berdiri memandang lebih lama funeral Feng sebelum beranjak mengusap punggung Kun yang masih menangis ditempatnya.

 

"Ayahmu orang yang sangat hebat, kau pasti sangat bangga padanya.. Kami tunggu dimobil ya" Ailee menepuk bahu itu, sebelum berbalik menyusul Winwin dan tuan muda nya.

 

Qian Kun mengusap air matanya, dia mengambil sesuatu dari saku mantel hangat yang dipakainya. Sebuah kertas yang sudah sedikit kusut ditangannya, kertas ini dia temukan didalam saku jas ayahnya 3 tahun lalu.

 

"Ayah.. kapan aku harus memberikan ini pada tuan muda? rasanya aku tak bisa berjanji padamu.. aku tidak mau melindungi anak seseorang yang sudah membunuhmu.. hiks aku tidak bisa.. " Kun mengusap air matanya yang kembali mengalir.

 

Qian Kun menerima pesan singkat dari ayahnya waktu itu, ayahnya menyuruhnya untuk melindungi tuan muda nya dan juga seseorang bernama Bella dan anak yang ada dikandungannya.

 

Sebelumnya dia tidak mengerti kenapa ayahnya membuat wasiat hal yang mustahil untuknya, siapa yang mau melindungi seorang wanita yang merupakan anak dari orang yang sudah membunuh ayahnya. Namun setelah mendengar cerita dari Ailee dan Winwin dia baru memahaminya, ternyata wanita itu adalah kekasih tuan muda nya yang sedang mengandung seorang tuan muda kecil.

 

Qian Kun merasa berat untuk melakukan itu. Namun itu sudah menjadi wasiat mendiang ayahnya, dia merasa akan menjadi anak yang buruk jika tidak melakukan itu.

 

"Aku akan melakukan itu.. hanya sampai tuan muda.. pulih.. maafkan aku ayah.. ini sangat berat untukku" Kun beranjak berdiri seraya kembali memasukan kertas itu pada saku mantelnya.

 

Kun kembali berjalan menuju mobil dengan mata yang memerah sembab, dia masuk kedalam mobil dimana tuan muda nya sudah menunggunya. "Maaf membuatmu menunggu lama tuan muda" Ucap Kun seraya memasang sabuk pengaman ditubuhnya.

 

"Tidak apa-apa, ayo jalan" Lucas bersandar kebelakang mengistirahatkan dirinya. "Bangunkan aku begitu sampai rumah" Gumamnya.

 

"Terimakasih tuan muda.." Kun sangat berterimakasih pada tuan muda nya yang telah bersabar memberikan waktu untuknya. Mobil mereka kembali melaju menuju kediaman keluarga Huang dimana semuanya sudah menunggu.

0o0o0

Bella duduk dikursi kayu taman belakang rumah Huang bersama Ten dan Xiaojun. Air mata Bella terlihat sudah mengering setelah mendengarkan penjelasan dari Ten dan Xiaojun mengenai Lucas.

 

"Jadi kalian tidak bisa memberitahuku karena sudah berjanji pada tuan besar?" Tanya Bella pada Ten dan Xiaojun.

 

Ten dan Xiaojun mengangguk.

"Maafkan kami Bella.. kami lega karena sekarang kau sudah tahu semuanya"

 

Bella menahan air mata yang ingin kembali turun.

"Jangan beritahu Lucas soal keberadaanku dan Yukhei.."

 

"Kenapa begitu? bukankah ini hal yang selalu kau tunggu-tunggu? selama ini kau menanyakan keberadaan tuan muda pada kami kan?" Xiaojun menatap Bella tak habis fikir.

 

"Lebih baik begitu, aku tidak ingin sesuatu terjadi lagi karena aku.. aku tidak ingin membahayakan seseorang lagi.. aku cukup hanya dengan melihatnya dari jauh" Bella menghapus air matanya yang mengalir dipipinya.

 

"Bella.. " Ten menatap wanita disampingnya dengan perasaan yang serba salah.

 

"Dan jangan panggil aku Bella lagi, kalian harus membiasakan memanggilku Dasha, aku mohon bantu aku" Bella menunduk dalam memohon pada Ten dan Xiaojun.

 

Ten dan Xiaojun saling menoleh satu sama lain dengan ekspresi serba salah. "Baiklah.. kami akan lakukan sesuai keinginanmu Bel- maksudku Dasha.. " Ten menepuk lembut punggung Bella menenangkannya.

 

"Terimakasih hiks.." Bella menutup wajahnya dengan telapak tangannya, dia berusaha menahan isakannya.

 

"Ten!! Xiaojun!!!" Yang Yang terlihat berlari kencang menghampiri mereka bertiga.

 

Mereka bertiga menoleh kearah Yang Yang bersamaan. Bella menghapus air mata diwajahnya.

 

"Ada apa Yang Yang?" Xiaojun menatap heran kearah Yang Yang.

 

Yang Yang mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal. "T-tuan muda.. sudah tiba" Ucapnya seraya menunjuk arah pintu utama.

 

"Apa!!!" Ten dan Xiaojun langsung berdiri tegak. Mereka menoleh kearah Bella. "Dasha.. "

 

Bella terlihat masih shocked mendengar jika Lucas sudah sampai dirumah. "K-kalian pergilah.. aku akan melihatnya nanti" Bella sedikit bergetar didalam kata-katanya.

 

Ten dan Xiaojun mengangguk.

"Kami pergi dulu" mereka bertiga langsung berlari menuju pintu utama yang lumayan jauh dari arah taman.

 

Bella berusaha menenangkan dirinya, dia menghela nafas beberapa kali dengan air mata yang mengenang dipelupuk matanya. "aku akan baik-baik saja" Bella menguatkan dirinya sendiri dengan kata-katanya.

.

.

.

.

Mobil yang membawa Lucas telah sampai didepan tangga pintu utama rumah keluarga Huang. Semua orang sudah menyambut kedatangannya didepan pintu, Tuan dan Nyonya Huang sudah menunggu Lucas didepan pintu, beberapa maid sudah berjejer siap membawa barang-barang milik tuan muda nya.

 

Lucas duduk dikursi roda nya dibantu oleh Kun dan Winwin. Dia membetulkan letak kaca mata hitam yang menyembunyikan perban yang menutupi matanya, dia sudah gatal ingin cepat-cepat melepas perban ini.

 

Ten, Xiaojun dan Yang Yang berdiri berbaris didekat tangga, mereka terlihat lega melihat keadaan Lucas yang sudah mulai pulih walaupun dengan keadaan belum bisa berjalan dan melihat.

 

Nyonya Huang memeluk sekilas tubuh putranya begitu Lucas sampai didepan pintu, kursi roda nya didorong oleh Qian Kun dibelakangnya. Tuan Huang juga melakukan hal yang sama, dia menepuk bahu putranya sebelum mereka berjalan masuk kedalam rumah berir

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet