Up: Sequel 4
Up: SequelKetika Taecyeon kembali datang berkunjung, Minjun jadi lebih tidak percaya diri. Masih terbayang mengenai bagaimana mereka berciuman di dalam kamarnya. Aduh, padahal Taecyeon sendiri kelihatan biasa saja. Tapi bagaimana ya? Minjun sendiri jadi begitu penasaran dengan kelanjutan kisah masa lalu Taecyeon. Namun ia tidak berani untuk sekedar bertanya lebih dulu.
"Minjunnie, apa aku boleh masuk?" tanya Taecyeon yang berdiri di depan pintu kamar Minjun. Ketika Minjun menyahut, barulah Taecyeon masuk ke dalam.
Minjun sedikit terkesima dengan penampilan Taecyeon hari ini. Pria itu mengenakan kaos oblong putih dan celana panjang hitam, serta kacamata hitam dan masker hitam yang tadi ia kenakan untuk menutupi wajahnya. Kenapa sahabatnya itu tiba-tiba jadi sangat tampan? Oh tidak, tidak. Mereka masing-masing sudah memiliki pasangan, jadi tidak boleh berpikiran yang macam-macam.
"Hari ini kau tidak bekerja, Taec?"
Taecyeon menggeleng sebelum merebahkan tubuhnya di sebelah Minjun yang juga sedang dalam posisi tidur.
"Aku dapat hari libur hingga tiga hari. Tidak tahu juga mengapa bisa seperti itu. Makanya aku pergi ke rumahmu." jawab Taecyeon dengan tangan yang entah sejak kapan sudah mengusap surai hitam kecoklatan milik Minjun.
"Oh begitu, lalu bagaimana dengan istrimu? Memangnya ia tidak mencarimu? Kalau diingat-ingat, kau selalu berkunjung kemari jika tidak ada jadwal."
Taecyeon tertawa pelan, "Dia tidak membatasiku untuk pergi ke manapun yang kumau."
"Oh begitu ... tapi apa dia tidak memintamu untuk menghabiskan waktu berdua saja?"
"Tidak juga, ia sendiri lebih fokus pada pekerjaannya. Oh ya, aku ingin kembali bercerita. Waktu itu aku terakhir bercerita sampai mana ya?"
Taecyeon memiringkan tubuhnya supaya dapat melihat mantan kekasihnya itu dengan lebih jelas. Sekarang tubuh Minjun jauh lebih berisi walau tetap lebih kecil darinya. Mata pandanya, hidung mancungnya, dan bibir plum-nya masih sama seperti dulu. Kelihatannya Nichkhun sangat beruntung karena sekarang pria itu memiliki Minjun tanpa terkecuali.
"Waktu itu kau bercerita hanya sampai bagaimana kalian bisa berpacaran. Sekarang kau ingin bercerita tentang apa?"
"Masih tentangnya. Justru aku memang ingin menceritakannya semua padamu. Kau masih ingin mendengarnya, kan?" Taecyeon harus memastikan kalau sahabatnya itu masih tertarik untuk mendengarnya. Kalau tidak, percuma saja.
Minjun mengangguk sebelum ikut memiringkan tubuhnya ke arah Taecyeon, "Ya, aku mau. Silahkan lanjutkan. Aku akan jadi pendengar yang baik."
Taecyeon tersenyum senang, "Oke. Jadi sebenarnya, kekasihku itu dulu adalah seorang penyanyi. Suaranya sangat indah dan aku selalu tersentuh setiap mendengarnya bernyanyi."
"Oh benarkah? Berarti kekasihmu itu sama sepertiku dong? Aku kan dulu juga seorang penyanyi."
Orang itu memang kau, Minjunnie. "Ya ... bisa dibilang seperti itu. Ah ya, aku baru ingat. Aku membawa sebuah iPod yang pernah ia berikan sebagai hadiah ulang tahunku. Di sana ada beberapa lagu favoritnya. Salah satunya kini menjadi lagu yang sering kudengar hingga sekarang."
Tanpa ada niatan untuk merubah posisinya, Taecyeon mengeluarkan sebuah benda kecil yang kemudian ia hubungkan pada earphone miliknya. Ia menyumpal salah satunya pada telinga Minjun dan satunya lagi pada telinganya. Jemarinya bergerak untuk menekan tombol di iPod-nya sebelum terdengar sebuah suara alunan musik yang indah.
Taecyeon tengah menunggu seseorang untuk datang ke rumahnya. Hatinya terasa seperti dipenuhi oleh bunga-bunga dan perutnya terasa seperti digelitik oleh kupu-kupu yang berterbangan. Sebuah ketukan pada pintu kamarnya itu membuat Taecyeon segera membuka pintunya dengan lebar. Seorang pria dengan tubuh mungil muncul di hadapan Taecyeon dengan senyum tipis di wajahnya.
Oh Tuhan, Taecyeon merasa begitu hangat hanya karena melihat sosok itu. Ah, ia gemas sekali dengan pria di depannya yang kini berstatus sebagai kekasihnya. Taecyeon terus menatapnya tanpa henti hingga pipi kekasihnya memerah.
"Apa kau sengaja membuatku berdiri di depan sini seperti orang gila?" Taecyeon menyengir lebar kemudian mempersilahkan kekasihnya untuk masuk.
"Maaf, aku hanya terlalu senang karena kau datang." Taecyeon menerima sebuah pukulan di dadanya.
"Kau ini aneh sekali, kita sudah beribu-ribu kali berte
Comments