Maybe... yes...

Me and Him in Korea

“Mungkin maksudmu mantan…” ujar Sehun dengan tajam. Semua mata tertuju kepada Sehun sambil memasang muka kaget. Senyum riang Sharon memudar, tapi dengan cepat ia tersenyum kembali dan menyapa yang lain, “Hi Chanyeol-ah! Terakhir kau kulihat tampil di ‘Roomnate’, kau berinteraksi dengan bagus dengan anggota yang lainnya, dulu kan kau pendiam…” . Chanyeol hanya tersenyum terpaksa, sedikit tersinggung dengan kata ‘pendiam’ dari Sharon, karena dirinya tidak merasa seperti itu

Sementara Sharon menyapa yang lainnya, Ari memandangi gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mulai dari kepala, rambut berwarna coklat muda panjang sepunggung, dengan poni pagar, hampir menutupi alisnya, lalu mukanya, matanya besar dan bulat, bibirnya mungil, kulitnya putih,  mukanya mungil dan badannya… astaga, itu badan yang diinginkan oleh semua insan gadis, langsing, memiliki kaki yang jenjang, tapi tetap tubuhnya mungil, bila diukur-ukur, Sharon itu setinggi mata Ari. Sharon itu cantik dan manis sekali, bagaikan boneka.

Sementara itu, Ari secara tidak langsung merasa minder begitu membandingkan fisik Sharon dengan dirinya. Apalagi kalau melihat gaya berpakaiannya, Ari merasa gaya fashionnya benar-benar kolot. Sharon memakai kaos biru muda dengan lambang Superman di tengahnya dan dipadukan dengan rok mini yang ketat berwarna biru tua yang memperlihatkan kejenjangan kakinya dan menggunakan sneaker. Sedangkan dirinya yang hanya memakai kaus poldakot putih dan celana gombrong abu-abu  membuat ia terlihat seperti orang tolol dan Sharon seperti gadis sosialita.

“Hey, hello?” suara manis Sharon membuyarkan lamunan Ari dan mengerjapkan matanya. “Eh, ah, apa? Kenapa?” ujarnya bingung.

Sharon tertawa renyah, layaknya seperti suara malaikat, “Aku tanya, namamu siapa?”. Ari pun baru ‘sadar dari kenyataan’ dan menjulurkan tangannya untuk memberi salam, “Aku Ariana, panggil saja aku Ari,” ujarnya dengan senyum tipis. Sharon pun membalas jabat tangan Ari, “Ariana? Namamu unik sekali, kau…” Ari yang sepertinya tahu maksud dari Sharon pun menyela langsung, “Ehm… aku orang Indonesia, bukan orang Korea, kamu bisa lihat dari mukaku yang berbeda,”. Sharon hanya mengangguk-ngangguk kecil, dan akhirnya, ia pun berjalan ke depan Sehun dan menatapnya dengan kerinduan.

“Sehun-ah… I miss you so much…” ujar Sharon yang memegang lengan Sehun dan menggenggamnya erat. Sehun hanya menatap datar dan menghentakkan tangannya sehingga genggaman Sharon terlepas dari tangannya. Sharon syok memandang Sehun, sedangkan Sehun masuk ke kamarnya dan membanting pintu.

Semua orang menjadi kaget, dan Suho pun mendatangi Sharon dan memegang pundak gadis itu, “Sudahlah Se Na-ah, biarkan Sehun sendirian dulu, dia butuh waktu…” tatapan ramah Sharon pun berubah menjadi galak, ia berbalik melihat Suho, “Sudah kubilang aku bukan Se Na!” jeritnya, dan pergi ke kamar Sehun. Sementara yang lain hanya menonton dan mulai kembali ke aktivitas mereka sebelumnya. Suho yang memandang ke arah kamar Sehun pun diam, “Se Na-ah, bagiku kau tetap Se Na…” gumamnya pelan.

Ari pun baru ingat, Ah iya, aku belum menyapu, pikirnya dalam hati, namun saat menengok ke kanan, matanya bertemu dengan Kai yang kini menatapnya. Mereka pun terdiam sesaat, tidak ada yang memulai pembicaraan, hanya berpandang-pandangan.

Iya… aku aneh karenamu… kata-kata Kai tadi begitu tengiang-ngiang di kepalanya. Kini ia tidak tahu harus berbicara apa lagi dengan Kai kalau sudah situasinya seperti ini. Rasanya benar-benar awkward, dan akhirnya Ari pun memiliki ide untuk keluar dari keadaan itu. “Oh ya, aku lupa menyapu!” ujarnya seolah-olah berkata pada dirinya sendiri. Ia pun berbalik dan berjalan cepat meninggalkan Kai hanya memandangi. Mungkin ini bukan waktu yang tepat, pikir Kai.


“Keluar dari kamarku,” ujar Sehun sinis sambil membuka lemari pakaiannya.

“Tidak sebelum kau berbicara baik-baik padaku,” ujar Sharon yang juga tak kalah terdengar galak.

“Aku mau ganti baju, sebaiknya kau keluar,” Sehun dengan cuek membuat bajunya sehingga Sehun topless. Sharon pun tak peduli dan malah berlari kecil dan memeluk Sehun dari belakang.

“Kenapa kau berubah menjadi seperti ini? Dulu kau adalah orang yang hangat, manis dan romantis kepadaku, tapi kenapa sekarang…” Sharon membenamkan mukanya di punggung Sehun. Sehun hanya terdiam sebentar, dan memegang tangan Sharon, lalu melepaskannya.

“Keluarlah Noona, aku tidak ingin melihatmu,” kata-kata itu bagaikan pisau yang menusuk hati Sharon.

“Wae Sehun-ah, Wae?!” seru Sharon yang sudah bergelinang air mata dan mengguncang-guncangkan lengan Sehun dengan kencang. “Kenapa kau tidak mau melihatku? Saranghae, you know? I love you! Apakah masalah kecil harus menghancurkan hubungan kita berdua?”. Sehun pun menatap tajam Sharon. “Masalah kecil? Kau bilang masalah kecil?! Menyebarkan rahasia pribadi seseorang ke masyarakat kau bilang masalah kecil?!” Mata Sehun marah dan seakan berapi-api menatap Sharon, “dan seenaknya kau pergi tanpa mempertanggung jawabkan apa yang telah kau perbuat…”

“Mianhae, Sehun-ah…. Mianhae! Kumohon berilah aku satu kesempatan lagi!” Sharon memohon kepada Sehun, tetapi Sehun pun menarik tangan Sharon secara paksa, dan membawanya keluar dari kamar. Tetapi, di ambang pintu, Sharon menghentakkan tangan Sehun yang kuat menariknya, “Sehun-ah! Kau bersikap begini apa karena… gadis itu?” tanyanya pelan.

Sehun mengerutkan alis dan menatap Sharon dengan tajam, “Apa maksudmu?” tanyanya. Sharon menghela napasnya, “Iya, gadis itu, Ariana! Gadis aneh yang berada di asramamu...” lalu ia pun tersenyum pahit, “Aku melihat kalian waktu itu di sekolah sedang berada di kelas, dan kulihat bagaimana raut mukamu, ekspresimu, yang sama hangatnya, sama seperti saat kita berpacaran dulu!” ia menghapus pelan air matanya, “Yah… awalnya aku ingin memberikan kejutan atas kedatanganku dari Amerika dengan mendatangi sekolahmu diam-diam, dan ketika aku melihat kalian, aku merasa seperti aku akan menjadi pengganggu yang merusak kemesraan kalian berdua… A… Aku kesal! Aku kesal dengan gadis menyebalkan itu!” seru Sharon. “Lihat saja, Oh Se Hun, aku akan merebutmu kembali, you will be mine… aku tak akan biarkan gadis lain memiliku,termasuk dia! Gadis yang tak jelas antah berantahnya itu!” tatapan agresif dari Sharon itu seakan-akan seperti ia ingin menelan Sehun ,dan Sharon pun meninggalkan pergi dirinya. Sehun yang sedari tadi diam melihat Sharon yang terus memaksanya pun menyadari suatu hal, bahwa bukan Oh Se Hun saja yang berubah menjadi dingin, tetapi Kim Se Na yang manis dan periang, telah berubah menjadi Sharon Kim yang agresif dan egois.



Malam harinya, saat anggota EXO makan malam beserta Ari (Ari yang memasak makanan mereka dan akhirnya dengan dipaksa oleh para sunbaenya, Ari pun ikut makan bersama mereka), mereka pun saling bercakap-cakap sampai pada akhirnya Suho pun berbicara pada Sehun, “Sehun-ah, bagaimana dengan Se… ehm… maksudku Sharon?” tanyanya. Pertanyaan Suho membuat yang lain langsung diam dan menunggu jawaban dari Sehun. “Untuk apa kau bahas tentang dia,” ujarnya ketus.

“Jaga bicaramu dengan hyung-mu, Sehun-ah!” tegur D.O sambil menyikut Sehun yang duduk di sebelah kirinya. Suho tidak menanggapi ketidaksopanan Sehun kepada dirinya dan lanjut berbicara, “Tidak bisakah kau bicara sebentar dengannya? Mungkin dia saat itu sedang gelap mata, sehingga melakukan hal yang tidak pantas dan merugikanmu… aku yakin kau pasti bisa mengerti…”.

BRAK! Sehun membanting sumpitnya dengan keras di meja makan. Semua orang menjadi kaget, bahkan Tao menjadi tersedak karena kaget dengan gebrakan dari Sehun.

“Se…Sehun… kau…” ujar Tao yang berusaha menelan dengan baik setelah meminum air putih.

“Hentikan hyung! Berhenti menceramahiku! Kau tidak tahu bagaimana perasaanku saat dimanfaatkan oleh dia! Dia telah memberikan goresan luka yang dalam kepada hatiku! Ia membuatku untuk tidak percaya pada orang lain, telah membuktikan bahwa cintanya itu palsu!” seru Sehun yang akhirnya ia beranjak berdiri ke kamar, dan tak lama kemudian, ia dengan kacamata hitam dan topi hitam keluar dari asrama tanpa pamit dengan yang lainnya.

“Hentikan Sehun! Apa yang kau lakukan!” seru Kai marah. Dan keheningan pun terjadi, dan dilanjutkan makan malamnya, walaupun rasanya menjadi terasa lebih tidak enak karena adanya kejadian tadi.



Ari pun kembali ke rumahnya dengan segera, karena tadi siang ia hanya jalan-jalan ke supermarket dengan Na Ra untuk membeli bahan-bahan untuk memasak di asrama EXO. Ari pun bercerita kepada Na Ra mengenai Sharon, dan hubungannya dengan Sehun. Na Ra yang tahu sedikit tentang masa lalu mereka itu pun akhirnya memuaskan rasa penasaran Ari dengan menceritakan apa yang telah terjadi antara keduanya, dan membuat Ari sangat tercengang. Dan kini Ari buru-buru pulang karena Na Ra menunggunya untuk melakukan ‘girl’s talk’ lagi.

Saat ia ingin masuk ke apartemennya, ia melihat Sehun yang terduduk di bangku taman sambil menundukkan kepalanya di bawah lampu yang remang. Ari pun menghampiri Sehun dan duduk di sebelahnya tanpa berbicara apapun. Tentu saja Sehun menyadari kehadiran orang yang duduk di sebelahnya dan menengok pada Ari.

“3 hari lagi kabarnya akan ada bulan purnama…” ujar Ari pelan. Sehun tersenyum tipis dan ikut juga memandang ke atas langit.

“Sehun-ssi, kau harus benar-benar melihatnya, bulan akan menjadi sangat… sangat indah…” ujar Ari dengan semangat.

“Kau seperti anak kecil saja…” tawa Sehun pun terdengar pelan, dan Ari memandang takjub, “Yeah Sehun-ssi, akhirnya kau senyum juga!”.

“Kau ini…” Sehun pun menatap lurus ke depan, “Kau tidak penasaran dengan hubunganku dengan Sharon?” tanyanya.

Ari tersenyum mendengar pertanyaan Sehun, “Tentu saja, naluri wanita… dan aku sudah tahu dari Na Ra,” ia dan Sehun pun tertawa pelan, “Tapi yah… bukan berarti aku harus mengungkit-ungkit masalah di depanmu…” Sehun menoleh kepada Ari dan menatapnya lembut.

“Yah… kadang, orang berpikir bahwa semua masalah dapat selesai dalam sekejap. Dan aku memang yakin bahwa semuanya pasti ada jalan keluar, hanya saja, kita juga tidak boleh memaksa orang untuk mencari solusi sementara hatinya masih terluka. Itu… akan membuat hatinya akan semakin sakit, dan merasa bahwa orang tak peduli padanya….”

Sehun menatap terus gadis di sebelahnya itu, dan tanpa sadar mukanya mendekati Ari…

“…merasa bahwa dia sendiri akan menjadi tersesat sendiri…”

Mukanya pun perlahan semakin maju, tinggal meninggalkan beberapa senti lagi…

“padahal sebenarnya mungkin dalam keheningannya sementara, ia memikirkan…”

Apa karena… gadis itu? … mungkin… ya…

“bagaimana caranya menyembuhkan luka hatinya sendiri dengan yang lain… mungkin dengan… cinta,”

Ya… cinta itu kau…

Dan akhirnya bibir kedua insan itu saling bertemu.





Yeah yeah hi chingu! Haha, keesokkan harinya aku pun langsung mengupdate chapter ini wkwk! Such a long chapter I think hehe, dan di chapter ini kalian akan menemukan banyak hal-hal yang masih menjadi misteri dan belum terungkap, hehe, makanya always keep on eye in this story, and don’t hesitate to give me some critics and feedbacks. Kan aku juga write untuk kalian hehe, thank you all!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
parkhy28 #1
Chapter 17: Aaah makin kepo deh-_- update soon authornim!!^^
rose1990 #2
Chapter 16: Certy bgs, jd kerasan fellnya
Sbnry ari skny ma sap?!
Next y
happy23 #3
Authornim,kapan mahu update?aku panasaran dong
happy23 #4
Keep updating
JinYeonLee
#5
Chapter 13: Kai.. Sehun... Kai... Sehun... Hmmm... Yang mana ya?? '-'
Bingung.... > . < T_T
Jadi pusing... .-.
Maaf saya gabisa jawab :3
JinYeonLee
#6
Chapter 12: Aaaaaaaaa penasaran sama lanjutannyaaaaaa> . <
byunne_48 #7
Chapter 12: Aigoo .. Aku penasaran kaya' apa lanjutannya
I waiting you hahaha :v
Noonie_Ms #8
Chapter 1: ceritanya bagus sis, tp maaf nie sebelumnya bukannya universitas gajah mada di yogyakarta bukan di surabaya ... ngelurusin aja ya....maaf ^_^
AiraPark0121
#9
I like it :)
baekkiechan #10
Chapter 3: i like this story! keep going~ ^^